Advertisement

Ribuan Koleksi Sonobudoyo Belum Teridentifikasi, Alat Canggih Ini Didatangkan

Sunartono
Rabu, 05 Oktober 2022 - 06:47 WIB
Arief Junianto
Ribuan Koleksi Sonobudoyo Belum Teridentifikasi, Alat Canggih Ini Didatangkan Kepala Museum Sonobudoyo Yogyakarta Setyawan Sahli (kanan) saat menunjukkan koleksi wayang yang belum terindentifikasi secara detail asal usulnya, Selasa (4/10/2022). - Harian Jogja/Sunartono.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Pengelola Museum Sonobudoyo terus berusaha mengidentifikasi terhadap koleksi benda cagar budaya untuk menyajikan banyak narasi setiap koleksi di museum tersebut. Diperkirakan ada puluhan ribu koleksi di museum ini yang belum teridentifikasi secara lengkap.

Berdasarkan data di Museum Sonobudoyo ada sekitar 43.000 koleksi yang merupakan peninggalan dari zaman prasejarah. Meski demikian dari total jumlah koleksi tersebut baru sekitar 90% yang teridentifikasi secara lengkap terkait asal usul.

Advertisement

“Kami dapatnya dari situ dan tidak ada informasi yang lebih lengkap, mungkin hampir 90 persen [koleksi] itu belum diketahui [terkait asal usul dan kelengkapan data koleksi],” kata Kasie Koleksi, Konservasi dan Dokumentasi Museum Sonobudoyo Ery Sustiadi di sela-sela Lokakarya Analisis Koleksi Menggunakan XRF, Selasa (4/10/2022).

Museum Sonobudoyo mendatangkan sebuah alat berteknologi x-ray flouresence (XRF) dari Eropa. Penggunaan alat ini merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia melalui pengadaan di 2021.

BACA JUGA: Tekan Inflasi, Pemkot Gandeng BPD DIY Gelar Pasar Sembako Murah

Kecanggihan XRF adalah mampu mendeteksi berbagai jenis kandungan material pada koleksi. Sehingga mempercepat deteksi asal usul suatu koleksi museum. 

“Harapannya keberadaan alat ini dapat membantu mempercepat deteksi untuk menambah informasi setiap koleksi di museum Sonobudoyo. Saat ini teman-teman sedang belajar untuk pengoperasian agar akurat,” kata Ery.

Kepala Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Setyawan Sahli menambahkan alat XRF memang diharapkan dapat membantu mengidentifikasi terhadap koleksi museum. Selain akurat juga mampu menghadirkan data lebih detail terkait komposisi dari koleksi.

Sehingga dapat memastikan suatu koleksi tersebut tergolong asli atau palsu. “Sehingga dapat mengetahui kedalaman keterangan dari suatu koleksi, selain itu misal ada yang keropos atau pecah bisa dideteksi komposisinya apa saja ketika akan diperbaiki,” ujarnya.

Sebagai satu lembaga pengelola koleksi dan rujukan riset mengedepankan kajian mutakhir, katanya, Sonobudoyo berusaha memfasilitasi museum lain terkait penggunaan alat tersebut. Oleh karena para pengelola museum dari DIY dan luar DIY diberikan pelatihan terkait dengan teknologi pendeteksi koleksi museum tersebut. “Museum luar DIY kami ikutsertakan workshop terkait alat ini,” ujarnya.

Product Specialists XRF System Alfred Wirasasmita menyatakan sesuai dengan nilai mata uang asing 2022 ini alat tersebut senilai Rp5 miliar. Alat tersebut dapat mendeteksi semua elemen mulai dari logam, bebatuan, kulit dan lainnya.

Data hasil deteksi bisa menjadi referensi dominan untuk menyimpulkan suatu koleksi tersebut asli atau palsu. Sehingga sangat tepat untuk mendukung identifikasi suatu koleksi museum. Identifikasi itu terdeteksi berdasarlan unsur penyebaran secara kimia. Menurutnya di Indonesia memang belum ada yang menggunakan alat tersebut, kecuali di Sonobudoyo.

“Cara kerjanya sinar x dipantulkan ke objek koleksi, lalu ditangkap menggunakan spektrum, dari spektrum itu muncul angka dan penyebaran unsur. Hasilnya langsung keluar dan akurat, karena alat ini terkalibrasi juga dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement