Kebanjiran, SMKN 1 Temon Sekolah Daring
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO — Hujan yang melanda wilayah Kulonprogo membuat salah satu sekolah di Temon kebanjiran. Akibatnya, siswa SMKN 1 Temon terpaksa menggelar pembelajaran daring lantaran banjir yang mencapai ketinggian lutut di sekolah.
Kepala SMKN 1 Temon, Fauzi Rokhman menjelaskan kondisi sekolah saat ini terendam banjir lantaran hujan intensitas deras yang melanda wilayah Temon.
Advertisement
Fauzi menyebut kejadian banjir ini menjadi yang kedua kalinya di SMKN 1 Temon sepanjang tahun ini. Banjir pertama terjadi di kisaran Maret lalu. "Di bulan ini volume banjirnya lebih besar. Sehingga ketinggian air ini lebih tinggi dibanding yang Maret," kata dia, Kamis (13/10/2022).
Akibat banjir ini, siswa tidak memungkinkan untuk mengikuti aktivitas belajar di sekolah. Sekolah lantas mengambil kebijakan belajar daring. Pembelajaran daring akan diterapkan hingga kondisi sekolah memungkinkan kembali untuk menggelar pembelajaran tatap muka.
"Maka sejak tadi sebelum subuh kami informasikan kepada para siswa lewat grup wali murid untuk anak-anak tetap belajar di rumah, kemudian bapak ibu guru untuk memberikan tugas secara daring," jelasnya.
BACA JUGA: Demi Keamanan Bersama, KAI Daop 6 Kebut Pemagaran Teteg Wetan
Sejatinya, sekolah telah meninggikan lantai sejumlah ruangan merujuk banjir-banjir yang telah dialami sebelumnya. Namun, beberapa kelas disebutkan Fauzi masih terendam. Rata-rata ketinggian banjir kali ini mencapai selutut orang dewasa, sekitar 60 sentimeter.
"Di banjir yang kali ini sudah hampir mencapai ruangan yang kami tinggikan. Jadi lokasi sekolah kami itu memang posisinya lebih rendah dibanding jalan. Jadi air itu yang di jalan dengan yang di dalam lingkungan sekolah itu lebih dalam yang di lingkungan sekolah," ucap dia.
Pihaknya telah melaporkan kondisi sekolah yang sering kebanjiran ke Forum Kapanewon Temon dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).
Diakui Fauzi, BBWSSO telah membuat klep untuk saluran air. Meski sudah terlihat fungsinya, akan tetapi intensitas hujan yang cukup deras belum bisa mengatasi banjir secara maksimal.
Salah satu siswa SMKN 1 Temon, Faturohman Yulistiawan kondisi air di sekolah cukup tinggi sehingga tidak bisa belajar di sekolah. Para siswa termasuk dirinya lantas di arahkan untuk belajar di rumah. "Tadi ke sekolah saya mau menjenguk keadaannya gimana. [Niatnya mau bersih-bersih] iya, tetapi belum bisa," lanjutnya.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastawa menerangakan ada dua kapanewon yang terdampak banjir bersifat temporer yakni di Kapanewon Temon dan Kapanewon Panjatan. Secara historis, dua Kapanewon tersebut dijelaskan Budi memiliki catatan banjir musiman.
"Jadi setiap memang musim penghujan pasti ada genangan air. Mayoritas itu lahan pertanian kemudian lingkungan pemukiman. Namun demikian lingkungan pemukiman itu hanya sebatas sampai di halaman rumah. Jadi tidak sampai masuk, seandainya pun masuk rumah surutnya itu cepat," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
Advertisement
Advertisement