Advertisement

Promo November

Komunitas Ini Jadi Rumah Sederhana Para Pencinta Truk Jogja

Sirojul Khafid
Sabtu, 26 November 2022 - 04:17 WIB
Arief Junianto
Komunitas Ini Jadi Rumah Sederhana Para Pencinta Truk Jogja Sebagian anggota dan pengurus TMJ berfoto saat kopdar. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL — Bagi beberapa komunitas, visi dan misi menjadi hal penting yang harus ada. Tapi bagi komunitas pencinta truk asal Jogja, Truck Mania Jogja, kumpul bareng dan komunikasi yang mencair justru jadi resep untuk bisa bertahan lama.

Komunitas sepeda motor mungkin cukup berada di Bundaran UGM jika ingin berkumpul. Untuk komunitas mobil, Taman Parkir Embung Giwangan sepertinya sudah memadai.

Advertisement

Tetapi bagaimana jika komunitas truk ingin berkumpul sembari membawa armadanya? Apalagi jumlahnya lebih dari 500 truk?

Ini jelas jadi soal ketika Komunitas Truck Mania Jogja (TMJ) hendak melakukan pertemuan rutin atau peringatan ulang tahun.

Pada peringatan ulang tahun terakhir saja, setidaknya ada 500 armada truk hadir. Padahal acara ini hanya kumpul belaka, tidak ada agenda khusus seperti hiburan atau touring. Misal dibuat meriah, armada truk yang hadir bisa sampai 1.000 unit lebih. Apalagi acara-acara yang digelar di Jogja gampang menarik minat pencinta truk dari luar daerah. Ramainya pencinta truk di acara TMJ ini berbeda jauh jika ditilik lebih jauh saat awal mula komunitas ini dibentuk pada 2014.

Tri Sugiantoro menjadi orang yang bertanggungjawab atas terbentuknya TMJ. Terinspirasi dari Bis Mania yang sering mengunggah foto di media sosial, Antok, penggilan akrabnya, juga sering memotret truk. Semua truk yang dia temui di jalanan dia potret. Beberapa yang sekiranya menarik dia unggah di Facebook (FB).

Unggahan foto ini ternyata menarik komentar dari sesama pecinta truk. Berjalan sekitar dua bulan, beberapa orang mengajak bertemu. Kopi darat (kopdar) istilahnya. Pertemuan pertama di Pasar Seni Gabusan hanya lima orang, dengan tiga armada truk.

BACA JUGA: Lurah di Bantul Diminta Mendata Ulang Tanah Desa yang Digunakan Pihak Ketiga

Tidak semua yang berkumpul punya truk. Ada yang hanya pencinta truk, ada yang sopir, ada juga yang punya armadanya. “Waktu kumpul, semua orang baru ketemu saat itu, belum pada kenal. Bahkan saya ketemu tetangga di acara kopdar. Salah satu yang ngajakin kumpul itu mas Budi Gigih Kusnandir,” kata Antok saat ditemui di rumah sekaligus Sekretariat TMJ di Combongan, Kalurahan Jambidan, Banguntapan, Bantul, Rabu (23/11/2022).

Pada awal bertemu, Budi seperti orang yang canggung. Dia perlu memastikan foto profil di FB sama dengan orang-orang yang akan dia temui.

Hal yang ia lakukan itu persis seperti orang yang hendak COD-an, penuh dengan pencarian. “Bisa jadi kami komunitas truk pertama di Indonesia yang kalau ngumpul bawa armadanya. Kalau komunitas truk lain mungkin ada yang terbentuk terlebih dahulu, tetapi hanya akun medsos, atau misal kumpul hanya orangnya, tidak lengkap bersama armadanya,” kata Budi.

Truk-truk milik anggota TMJ diparkir di salah satu acara kopdar komunitas tersebut./Istimewa-TMJ

Kegiatan kumpul-kumpul pencinta truk ini yang kemudian banyak di bagikan di akun TMJ. Alhasil, banyak pencinta truk dari daerah lain yang kemudian terinspirasi.

Beberapa waktu setelahnya, banyak komunitas truk yang apabila berkumpul juga membawa armadanya. 

Membentuk Ekosistem

Dari lima anggota yang kumpul pertama, anggota TMJ terus berkembang. Untuk pengurusnya saja, saat ini berjumlah 23 orang.

Sementara untuk anggota keluarga (anggota yang seringkali membantu event) jumlahnya bisa mencapai 50 orang. Mereka tergabung dalam grup Whatsapp. Sisanya, sebagai pencinta TMJ bisa bergabung dalam grup FB dan Instagram. Sejauh ini, anggota FB mencapai 8.000 dan Instagram 30.300 pengikut.

Kesamaan hobi berkembang menjadi ekosistem yang saling menguatkan. Sesama anggota bisa saling bekerja sama dan mengambil peluang.

Antok misalnya, dia kini menjadi penjual aksesori truk. Adapula yang menawarkan jasa modifikasi, bengkel, dan lainnya. Bisa juga bertukar informasi barang muatan seperti pasir yang lebih murah dan sebagainya. “Kadang juga kami saling bantu misal ada yang perlu bantuan di jalan. Misal ada yang mogok di daerah sini, ada yang pas lewat jalur yang sama enggak. Terakhir saya minjemin kunci roda di sekitar sini,” kata Antok.

Setiap kegiatan TMJ diupayakan saling memberi manfaat dan membantu sesama. Mungkin prinsip ini yang membuat anggotanya terus bertambah. Pertambahan anggota juga membuat tempat kopdar terus berpindah.

Awalnya di Pasar Seni Gabusan, kemudian pindah ke Stadion Sultan Agung Bantul. Pernah juga di Pantai Depok dan Gua Cemara. “Kalau saat ini tempat yang dirasa paling mumpuni berada di Stadion Maguwoharjo Sleman,” ucap dia.

Tentang komunitas:

Nama:

Truck Mania Jogja (TMJ)

Dibentuk:

2014

Instagram:

truckmania_jogja

Facebook:

Truck Mania Jogja

Alamat:

Combongan, Jambidan, Banguntapan, Bantul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement