Piyungan-Patuk Rawan Longsor, Kemenhub Siapkan Antisipasinya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Jalan Wonosari di Piyungan-Patuk yang berstatus jalan nasional dimana menghubungkan Gunungkidul dan Bantul rawan longsor. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang mengurusi jalan nasional tersebut siapkan langkah antisipasi agar tak mengganggu konektivitas daerah.
Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) X yang jadi pengelola teknis dari Kemenhub di DIY menyebut tingkat kerawanan bencana, khususnya longsor di Jl. Wonosari cukup tinggi. Kajian BPTD X menjelaskan kawasan di sekitar Piyungan-Pathuk memiliki karakteristik tanah bergerak yang cukup aktif.
Advertisement
Karakter tanah bergerak di sekitar Jl. Wonosari tersebut membuat berbagai macam kerentanan, seperti longsor, retak jalan, hingga jalan amblas. Kondisi geografis tersebut coba ditangani BPTD dengan berbagai cara.
Kepala Seksi Lalu Lintas BPTD X Agus Gunadi menyebutkan langkah-langkah antisipasi tersebut dengan pembangunan talud hingga regulasi untuk mengendalikan berat muat kendaraan yang dapat melewati Jl. Wonosari di Piyungan-Patuk. “Langkah jangka pendek-menengah, kami bangun talud di sekitar tanah bergerak agar longsor dapat diantisipasi,” jelasnya, Sabtu (26/11/2022).
Baca juga: Tanah Longsor Kembali Terjadi di Bukit Bintang, Arus Lalu Lintas Masih Dialihkan
Agus menyebut pembangunan talud tersebut masih berjalan hingga kini di sekitar tebing-tebing pada kawasan Bukit Bintang. “Talud itu kami bangun agar longsoran tanah dari tebing tidak sampai masuk bahu jalan, seperti Jumat malam kemarin yang sampai mengganggu pengguna jalan,” ujarnya.
Struktur tanah yang bergerak, jelas Agus, juga lebih rentan dengan berat muat kendaran. “Kalau kendaraannya besar-besar yang lewat di situ terus-menerus bisa makin parah aspalnya, beberapa kali juga ada retakan,” katanya.
Berat muat kendaran yang bisa melewati Jl. Wonosari di Pathuk-Piyungan, lanjut Agus, akan dibatasi. “Sejak longsoran di bahu jalan minggu-minggu kemarin itu kami juga sudah sosialisasikan agar kendaraan berat khususnya yang bersumbu tiga tidak lewat situ,” terangnya.
Sosialisasi tersebut juga diberlakukan di bus-bus di terminal, sambung Agus, baik busa pariwisata maupun bus antar kota antar provinsi. “Kendaran besar-besar kami minta lewat jalur Klaten, Cawas, nanti masuknya lewat Semin,” jelansya.
Agus menjelaskan kedepannya Jl. Wonosari hanya untuk digunakan kendaran ringan. “Nanti kalau jalan dari Prambanan ke Gedangsari sudah siap akan diarahkan ke sana untuk kendaraan berat, sekarang masih dibangun,” katanya.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DIY juga menerangkan hal demikian. Pejabat Pembuat Komitmen BBPJN DIY Rokhmad Purnomo menyebut Jl. Wonosari akan diperuntukan kendaraan ringan. “Kalau dari longsor kemarin Jumat malam sudah bisa dilewati lagi sekarang, tapi hanya untuk kendaraan ringan, kendaraan berat kami imbau tidak melewatinya,” jelasnya, Minggu sore.
Rokhmad menyebut rekayasa lalulintas juga sudah dilakukan pihaknya saat longsor terjadi. “Kawasannya memang rawan longsor, kami sudah ada manajemen rekayasa lalu lintasnya, selalu kami pakai kalau terjadi longsor,” ujarnya.
Kewaspadaaan memang perlu ditingkatkan, jelas Rokhmad, saat musim hujan di Jl. Wonosari. “Kami imbau masyarakat untuk berhati-hati apalagi ini curah hujan juga sedang tinggi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Bawaslu dan KPU Kulonprogo Bersiap Masuki Masa Tenang dan Pemilihan
- Terdampak Bencana Hidrometeorologi, TPS di Bantul Boleh Pindah Saat Hari Coblosan
- Proyek Taman Jalan Affandi Ditargetkan Rampung Awal Desember, Ini Jenis Pohon yang Ditanam
- Status Siaga Darurat Bencana DIY Diperpanjang hingga 2 Januari 2025
- Kalah dari PSBS, Pelatih PSS Akui Materi Latihan 3 Pekan Terakhir Tak Jalan di Lapangan
Advertisement
Advertisement