Advertisement

Cerita Pelajar Gunungkidul Terseret Banjir, 1,5 Jam Berpegangan di Pohon Kayu Putih

David Kurniawan
Rabu, 30 November 2022 - 20:07 WIB
Bhekti Suryani
Cerita Pelajar Gunungkidul Terseret Banjir, 1,5 Jam Berpegangan di Pohon Kayu Putih Warga berkumpul menyaksikan proses penyelamatan dua pelajar yang terseret banjir di Kali Branjang, Sokoliman di Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo, Rabu (30/11/2022) - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dua pelajar SMK Negeri 2 Wonosari terseret banjir saat akan menyeberangi Jembatan Sokoliman, Bejiharjo di Kapanewon Karangmojo, Gunungkidul yang kalinya meluap akibat hujan deras sejak Selasa (29/11/2022) malam. Hampir 1,5 jam keduanya memegang pohon kayu putih agar tidak hanyut semakin jauh. Berikut kisah yang dihimpun wartawan harianjogja.com, David Kurniawan.

Hujan mengguyur wilayah Gunungkidul secara merata sejak Selasa (29/11/2022) malam hingga Rabu (30/11/2022) pagi. Hujan tak menghalangi Muhammad Wakiardian Juliansyah (diberita sebelumnya tertulis Muhammad Ardian) dan Ari Herlambang Sumarno bersekolah.

Advertisement

Maklum di sekolahnya ada kegiatan di Hutan Wanagama di Kalurahan Banaran, Playen. Ardian yang rumahnya di Dusun Payak, Sumbergiri, Ponjong tidak langsung menuju lokasi acara sekolah, tapi mampir lebih dulu ke rumah Ari di Dusun Kedungdowo, Jatiayu, Karangmojo.

Menggunakan motor matik dan mengenakan mantel, Ardian menerobos derasnya hujan. Sekitar pukul 05.15 WIB, ia sampai di rumah Ari.

Setelah sampai, keduanya pun langsung berangkat menuju lokasi hiking di Hutan Wanagama, meski hujan masih turun. Acara Sekolah seharusnya mulai pukul 05.30 WIB, tapi kurang dari seperempat jam, keduanya masih di rumah. Padahal untuk sampai ke lokasi membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit.

Ari menggeber motor matik. Sesampainya di Sokoliman di Kalurahan Bejiharjo, Ari sempat menghentikan motornya karena air sudah mulai meluap di jalan di sisi utara jembatan.

Tanpa pikir panjang, ia langsung tancap gas untuk menyeberang. Nahas, belum sampai di jembatan, tiba-taba motor matik yang dikendarai macet.

Keduanya pun panik dan berusaha mendorong motor untuk balik ke utara. Namun demikian, usaha tersebut sia-sia karena aliran sungai tiba-tiba membesar hingga akhirnya dua pelajar ini hanyut bersama motor matik yang dikendarai.

Kepada Harianjogja.com, Ari mengaku sudah sering lewat Jembatan Sokoliman yang melintas di atas Sungai Branjang. Jalur ini menjadi yang tercepat untuk sampai ke sekolah.

BACA JUGA: Kasus HIV/AIDS Sleman Paling Banyak Tersebar di Depok dan Mlati

“Tadi tujuannya ke Hutan Wanagama di Banaran. Jadi rencananya mau lewat Karangtengah, Gari kemudian perempatan Gading ke barat hingga sampai ke Banaran,” kata Ari saat ditemui di rumahnya, Rabu sore.

Meski demikian, ia mengakui rencana mengikuti hiking sekolah tidak jadi karena hanyut terseret banjir di Kali Branjang. “Saya terseret sejauh 15 meter dari jalan. Sedangkan teman saya lebih dekat,” katanya.

Menurut dia, meski terseret arus, ia masih beruntung dikarenakan masih bisa selamat. Pada saat hanyut dia bisa berpegangan pohon kayu putih sehingga tidak hanyut semakin jauh.

“Kebetulan ada dua pohon yang berdekatan sehingga bisa untuk sandaran motor. Saya pun bisa berpegangan meski arus tambah besar,” katanya.

Di saat berpegangan batang pohon, ada seorang warga yang mau menyeberang, tapi tidak jadi. Kesempatan ini dipergunakannya berteriak sekeras mungkin guna meminta bantuan.

“Bersama teman saya berteriak dengan melambaikan tangan hingga akhirnya melihat. Warga itu pun mencari bantuan untuk penyelamtan,” katanya.

Belasan warga dan tim penyelamat pun datang memberi pertolongan. Berbekal jaket pelampung dan tali upaya penyelamatan dilakukan hingga akhirnya bisa sampai ke darat.

“Ada yang datang menghampiri saya kemudian diminta memakai pelampung. Selanjutnya, saya ditarik warga secara bersama-sama hingga sampai ke darat,” katanya.

Ari tidak ingat persis berapa lama berpegangan pada pohon kayu putih. Namun demikian, diperkirakan hampir 1,5 jam karena sekitar pukul 05.30 WIB sudah terseret dan baru bisa diselamatkan warga dan tim penolong pukul 07.00 WIB.

“Takut sih tidak karena saya bisa berenang, tapi karena ingin mengamankan motor makanya saya ikut terbawa arus. Rasanya seluruh badan menggigil karena kedinginan,” katanya.

Dia pun mengaku kapok dan tidak ingin mengulangi melintasi Jembatan Sokoliman pada saat banjir. “Kalau hujan dan terjadi banjir, lebih baik memutar lewat Kapanewon Karangmojo untuk sampai sekolah. Jaraknya memang jauh, tapi lebih aman,” katanya.

Jogoboyo Bejiharjo, Ariyanto mengatakan, siswa SMK yang terseret atas nama Muhammad Ardian asal Ponjong dan Ari Herlambang asal Kalurahan Jatiayu, Karangmojo. Keduanya terseret arus pada saat akan menyeberang Jembatan Sokoliman yang sedang banjir karena hujan deras sejak Rabu dini hari.

Peristiwa terseretnya dua siswa bermula saat Muhammad menghampiri Ari di rumahnya di Jatiayu untuk berangkat ke sekolah bersama-sama di SMK Negeri 2 Wonosari. Menurut Ariyanto, keduanya tidak begitu hapal medan karena jembatan tidak tegenang, meski di sisi utara jalan sudah dilewati banjir.

Terlebih lagi, sambung dia, keduanya juga terburu-buru ke sekolah karena ada acara yang harus diikuti. “Jadi nekat menyeberang, tapi tidak tahunya jalan lebih rendah dari jembatan sehingga keduanya terseret bersama motor yang ditunggangi,” katanya saat dihubungi wartawan, Rabu siang.

Meski terseret, keduanya bisa berpengangan pohon kayu putih yang banyak tumbuh di sekitar lokasi. Warga yang melihat kejadian langsung melaporkan ke Pemerintah Kalurahan.

Upaya pertolongan pun dilakukan dengan menggunakan tali serta jaket pelampung oleh warga setempat bersama dengan tim relawan pengurang risiko bencana. Kedua siswa dan motor yang dipakai dapat diselamatkan.

“Berhubung ada seorang yang lemas, maka diberikan bantuan oksigen untuk pertolongan [Sebelumnya tertulis dibawa ke rumah sakit],” katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan kedua korban dapat diselamatkan oleh tim dari BPBD bersama dengan para relawan.

“Sudah bisa dievakuasi dari banjir,” katanya.

Dia berharap kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati. Hal ini dibutuhkan guna mengurangi risiko dari hal-hal yang tak diinginkan.

“Kalau ada banjir jangan nekat melintas. Mending cari jalan lain untuk keselamatan,” katanya. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement