Advertisement
Ponpes Budaya Kaliopak Gelar Halaqah Fiqih Peradaban

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pondok Pesantren Budaya Kaliopak, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Bantul menggelar diskusi Halaqah Fiqih Peradaban bertajuk Dari Fiqih Siyasah Menuju Strategi Kebudayaan Nasional sekaligus memperingati hari wafatnya (haul) Kiai Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Diskusi Halaqah Fiqih Peradaban merupakan agenda besar NU dengan tujuan merumuskan strategi kebudayaan nasional dalam perang kebudayaan atau menghadapi tantangan global yang mengancam kedaulatan budaya lokal.
Advertisement
Acara diskusi yang berlangsung pada Sabtu (24/12/2022) pagi di Ponpes Budaya Kaliopak menghadirkan tiga pembicara antara lain Hilmy Muhammad, Katib Syuriah PBNU; M. Jadul Maula, Ketua Lesbumi PBNU sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Budaya Kaliopak; dan Zulfa Mustofa, Wakil Ketua Umum PBNU.
Dalam diskusi tersebut, Gus Hilmy mengkritik tiga hal terkait strategi kebudayaan nasional.
“Pertama, tidak kuatnya kita dalam menanamkan nilai-nilai budaya pada generasi kita membuat kita mudah dijajah oleh budaya lain. Kedua, tidak mau terbuka atau menghormati budaya lain berupa sikap menutup diri atau tak menghormati budaya lain," tuturnya.
Ia menambahkan Undang-Undang tentang Pemajuan Kebudayaan maupun Perdais No.3/2017 tentang Pemeliharan dan Pengembangan kebudayaan DIY hanya berfokus pada aksi dan bentuk budaya namun tidak mengembangkan identitas budaya.
Menurutnya pula, politik dan budaya harus berjalan beriringan sebab kekuasan dalam politik dapat membantu dalam pembentukan kebijakan budaya. “Mau dipolitisi atau menjadi politisi,” ujarnya.
Jadul Maula menyampaikan belum ada kritik fiqih siyasah secara mendasar dan menyeluruh di dunia islam sehingga ketika menghadapi modernitas justru menghadirkan angan politik kembali ke era khilafah, membuat peradaban mengalami kemunduran dibandingkan kemajuan pada budaya.
Tak berhenti pada diskusi pembahasan diteruskan dengan forum group discussion (FGD) diikuti para ahli, santri, masyarakat umum, serta para anggota Institut Akhir Pekan (IAP), sebuah program dari Ponpes Kaliopak untuk wadah diskusi membahas fiqih peradaban oleh para kawula muda NU.
Diskusi bersama itu berlangsung aktif. Sejumlah peserta menyampaikan masukan dan mengomentari strategi kebudayaan yang kemudian dirumuskan dan akan dijadikan bahan rekomendasi PBNU dalam menyusun strategi kebudayaan nasional.
"Rumusan hasil diskusi ini nantinya akan dibahas kembali dalam muktamar internasional tentang fiqih peradaban dan akan menjadi bahan masukan untuk memperkaya PBNU dalam menyusun strategi kebudayaan nasional,” tutur M. Jadul Maula.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tidak Dapat Murid Baru, 10 SD di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
Advertisement
Advertisement