Pembangunan Tol Jogja Solo dan Jogja Bawen Belum Datangkan Investor
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pembangunan Tol Jogja Solo dan Jogja Bawen yang melintasi Sleman, Bantul, dan Kulonprogo sejauh ini belum mendatangkan investasi.
Pekik, salah satu warga Pundong 3, Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Sleman, yang sudah menerima uang ganti rugi (UGR) pada 2021 lalu mengatakan belum ada dampak ekonomi di sekitar lokasi tol. Menurutnya sejauh ini di wilayah Pundong 3 dan sekitarnya belum ada investor atau bisnis baru. “Kalau terhadap investasi semacam itu kayaknya tidak ada. Dampak ekonomi belum nampak,” katanya, Kamis (12/1/2023).
Advertisement
Pada sektor perumahan, kaveling rumah baru juga belum muncul. “Mungkin karena belum dibangun juga [tol],” ungkapnya.
BACA JUGA: Terbanyak, Warga Desa Ini Terima Rp400 Miliar Ganti Rugi Tol Jogja Solo
Di samping itu ia juga melihat pembangunan tol berjalan lambat lantaran terhambat pembebasan lahan tanah berstatus tanah kas desa dan Sultan Grond. “Yang bermasalah di kas desa belum terbayar, sehingga menghambat pembangunan juga,” katanya.
Ia menceritakan di Pundong 3 terdapat tanah kas desa yang berlokasi di pinggir sungai. Di sungai tersebut akan dibangun jembatan. Namun karena tanah kas desa belum dibebaskan, pembangunan jembatan tersebut belum dilanjutkan.
Nugroho, warga Kalurahan Tirtomartani, Kapanewon Kalasan, Sleman, yang juga telah menerima UGR pada akhir 2022 lalu mengatakan hal serupa. Menurutnya di sekitar Tirtomartani belum ada investor yang masuk ataupun bisnis perumahan dan semacamnya.
Selain itu, warga sendiri yang telah menerima uang ganti rugi juga tidak serta-merta membelanjakan uang yang mereka terima secara konsumtif sehingga meningkatkan aktivitas ekonomi. “Kebanyakan hanya untuk mencari lahan pengganti dulu,” kata dia.
Di Kalurahan Selomartani juga belum nampak masuknya investor. Lurah Selomartani, Sigit Tri Suhartoyo, menuturkan di kalurahannya terdapat 149 bidang terdampak tol dan semua pemiliknya sudah menerima UGR.
Ia mengatakan dampak ekonomi dari tol tersebut belum terlihat. Pembangunan perumahan maupun kaveling kecil pun menurutnya tidak ada. “Mungkin masyarakat masih melihat bagaimana tol nanti jadinya. Sekarang belum kelihatan,” ugnkapnya.
Di Selomartani sudah ada satu perumahan dan beberapa kaveling kecil. Namun kawasan perumahan itu sudah ada dari dulu, lama sebelum adanya rencana pembangunan tol. Setelah adanya rencana tersebut, belum ada lagi pembangunan perumahan baru. “Jadi tidak ada dampak signifikannya, baik ekonomi, pembangunan, sosial-masyarakat,” katanya.
BACA JUGA: Cerita Warga yang Sedih meski Mendapat Ganti Rugi Tol Jogja Solo Miliaran Rupiah
Menurutnya, dampak ekonomi kemungkinan baru terasa saat tol sudah jadi. Hal ini masih lama karena Tol Jogja Solo baru beroperasi pada tahun depan.
Lurah Tlogoadi, Kapanewon Mlati, Sutarja, mengatakan warga Tlogoadi belum menerima uang ganti rugi. Saat ini baru proses musyawarah penentuan UGR dengan tim persiapan. Di Tlogoadi pun menurutnya tidak ada dampak ekonomi dari pembangunan tol.
“Sementara belum ada investasi bari. Tapi nanti mungkin kalau sudah beroperasi ya mungkin ada,” kata dia.
Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji, mengatakan wilayahnya juga dilintasi Tol Jogja Solo Seksi 2 yang melewati Ring Road Utara. Sama seperti wilayah lainnya, sejauh ini belum ada investor yang masuk. “Belum ada infonya. Perumahan dan pabrik juga belum ada,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Program WASH Permudah Akses Air Warga Giricahyo
Advertisement
Advertisement