Advertisement

BMKG: Belum Ditemukan Jejak Gempa di Sesar Mataram yang Melintasi Jogja

Newswire
Rabu, 22 Februari 2023 - 15:17 WIB
Bhekti Suryani
BMKG: Belum Ditemukan Jejak Gempa di Sesar Mataram yang Melintasi Jogja Tangkapan layar presentasi pemetaan sesar aktif di wilayah Indonesia, oleh peneliti BRIN Danny Hilman Natawidjaja - Youtube

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Keberadaan sesar aktif baru bernama Sesar Mataram yang melintasi wilayah DIY kini menjadi perhatian sejumlah pihak. Namun BMKG memastikan, belum pernah ditemukan jejak aktivitas kegempaan di sesar yang disebut oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tersebut.

Namun demikian, berdasarkan pendekatan data kegempaan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta belum pernah menemukan adanya aktivitas kegempaan di lokasi sesar yang keberadaanya diklaim oleh peneliti BRIN.

Advertisement

Padahal menurut Staf Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Sleman Ayu K. Ekarsti, keberadaan sesar aktif dapat diidentifikasi manakala daerah yang diduga dilintasi pernah terjadi gempa bumi.

"Kalau dari kacamata BMKG, kami belum menemukan adanya kegempaan di lokasi tersebut, mungkin nanti dengan menggunakan pendekatan lain atau dengan kacamata geodesi atau pengukuran geofisika bisa lebih memperkuat apakah hasil temuan itu memang benar atau tidak," kata Ayu K. Ekarsti, Selasa (21/2/2023) seperti dikutip dari Antara.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai keberadaan Sesar Mataram, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menelusuri keberadaan Sesar Mataram yang disebutkan seorang peneliti berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Dalam waktu dekat, BMKG bekerja sama dengan UGM dalam hal ini FMIPA, Fisika, dan Geofisika UGM bersama-sama dalam Merdeka Belajar-Kampus Merdeka [MBKM] melakukan penelitian di daerah yang diduga [Sesar Mataram] dari hasil penelitian terdahulu," kata dia.

Berkolaborasi dengan para peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, tim dari BMKG akan memantau kondisi di bawah permukaan tanah yang disebutkan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dilintasi Sesar Mataram.

Menurut Ayu, metode penelitian BMKG tersebut di antaranya akan menggunakan kajian ilmu geofisika dengan seismograf sebagai alat ukurnya.

"Nantinya akan dianalisis oleh teman-teman untuk melihat bagaimana profil bawah permukaanya. Saat ini sedang proses penggodokan penentuan lokasi titik ukur," kata dia.

Sebelumnya, Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Danny Hilman Natawidjaja menyebutkan selain terdapat Sesar Opak yang menyebabkan gempa pada 2006, di wilayah Yogyakarta ternyata terdapat sesar aktif yang sebelumnya belum terpetakan.

Berdasar data pemutakhiran sesar aktif yang dilakukan BRIN, Danny menyebutkan sesar yang membentang dari timur ke barat tersebut baru dipetakan pada 2021 dengan nama Sesar Mataram.

Ia mengatakan pada Sesar Mataram bagian timur sebelumnya dikenal sebagai Sesar Dengkeng.

BACA JUGA: Warga Pandak Ditemukan Tewas di Pinggir Kali Code, Sewon, Bantul

"Ini sebetulnya sudah dikenal juga sebagai Sesar Dengkeng pada waktu itu di sebelah timurnya, tapi baru diketahui bahwa Sesar Dengkeng ini masih menerus ke arah barat melewati tengah-tengah Kota Yogyakarta," ujar Danny Hilman Natawidjaja dalam acara lokakarya nasional "Perkembangan Terkini Pemutakhiran Peta Sumber Dan Bahaya Gempa Indonesia" di Jakarta, pada 29-30 November 2022 yang juga disiarkan melalui akun Youtube Kementerian PUPR.

Meski belum ada studi yang lebih rinci, kata Danny, Sesar Mataram terlihat berasosiasi dengan "offset stream" berdasarkan studi survei geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi.

Pakar Geofisika FMIPA UGM Wiwit Suryanto mendukung penuh rencana BMKG menggelar penelitian lanjutan atas hasil studi BRIN terkait Sesar Mataram.

Menurut dia, munculnya sesar atau patahan-patahan baru di wilayah DIY sangat memungkinkan dipicu oleh gempa-gempa yang terjadi sebelumnya.

"Bumi ini kan dinamis, patahan yang dulu tidak aktif, juga bisa menjadi aktif," kata Wiwit.

Sementara itu, Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto menunggu hasil kajian resmi dari BMKG Yogyakarta terkait keberadaan sesar aktif baru tersebut.

Menurut dia hasil kajian dari BMKG nantinya akan menjadi dasar BPBD DIY untuk menyusun peta risiko bencana gempa bumi yang baru apabila Sesar Mataram telah dipastikan berada di DIY.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement