Advertisement
Limbah Medis PMI Bantul Capai 200 Kilogram Per Bulan, Begini Pengelolaannya

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Limbah medis yang dihasilkan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bantul mencapai lebih dari 200 kilogram per bulan. Guna mengelola limbah medis termasuk di dalamnya kategori B3, PMI Bantul bekerja sama dengan pihak ketiga
Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan PMI Bantul, Fajar Taufiq memastikan bahwa limbah B3 yang diproduksi aman. Mulai dari pengelolaan sampai pengolahan dilakukan secara cermat.
Advertisement
“Syarat akumulasi limbah medis dari pihak ketiga itu minimal 200 kilogram per bulan. Nah, jumlah limbah medis kami yang kalau diakumulasikan dalam satu bulan itu mencapai lebih dari 200 kilogram,” kata Fajar ditemui di PMI Bantul pada Sabtu (25/2/2023).
BACA JUGA : DIY Bangun Sistem Pengelolaan Limbah Medis
Fajar mengatakan terdapat beberapa tahap sebelum limbah medis tersebut dibawa oleh pihak ketiga untuk diolah seperti limbah medis harus dibungkus dengan plastik kuning khusus dengan berbagai tahapan yang aman. Oleh karena itu ia memastikan sangat berbeda dengan pengelolaan yang terjadi di suatu daerah yang sempat viral akibat temuan limbah medis berupa kantong darah HIV.
“Jadi ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum limbah tersebut dibawa pihak ketiga seperti penggunaan plastik kuning untuk menandai bahwa itu limbah medis. Sangat berbeda dengan apa yang baru saja terjadi di Bangkalan, Jawa Timur. Limbah medis di sana itu kemarin pakai plastik hitam dimasukkan dalam kardus, itu tidak boleh,” katanya.
Fajar menjelaskan limbah medis tidak boleh dilakukan dua kali packing. Apabila terdapat seseorang memasukkan limbah tersebut ke plastik hitam, maka plastik tersebut tidak boleh dilepas. Sebagai gantinya plastik kuning khusus akan merangkap plastik hitam tersebut.
Jika dilakukan packing ulang, maka terdapat kemungkinan seseorang akan terkena bakteri yang ada pada limbah medis tersebut. Selama proses kerja sama dengan pihak ketiga mendapat beberapa fasilitas seperti lima wilbin dengan kapasitas 200 liter dan lemari pembeku.
BACA JUGA : Pandemi Covid-19 Munculkan Persoalan Limbah Medis
Lemari pembeku tersebut sangat berguna untuk membekukan sisa darah ada pada peralatan atau perlengkapan medis seperti selang donor darah. Dengan begitu, darah yang kemungkinan infeksius tersebut tidak akan membahayakan orang lain. Sementara tiap wilbin tersebut digunakan untuk menampung limbah medis dengan kategori yang berbeda-beda. Guna meminimalisasi kemungkinan salah angkut antara limbah medis dan non medis, PMI Bantul memisahkan dua tempat penampungan sampah tersebut
“Harapan kami adalah dengan adanya freezer atau lemari pembeku ini kan, darah tersebut tidak akan tercecer. Terlebih tidak akan busuk juga darah itu. Dengan begitu juga petugas dari pihak ketiga tidak akan banyak terkontaminasi,” katanya.
.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perbaikan Tata Kelola Digital, Indonesia Bakal Mencotoh Aturan di Uni Eropa
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Kegiatan Edrek Digelar di Festival Telaga Dondong Gunungkidul, Begini Tujuannya
- Wujudkan Sleman Dalane Padang, Pemkab Sleman Anggarkan Rp18,5 Miliar di Tahun Ini
- KPU Kulonprogo Serahkan SILPA Pilkada 2024 Rp7,5 Miliar ke Pemkab
- UGM Batalkan 1 Calon Mahasiswa Lolos SNBP 2025, Ditemukan Perbedaan Data Nilai Rapor
- Grebeg Syawal Jadi Ajang Silaturahmi Warga Wonolelo Bantul
Advertisement
Advertisement