Advertisement

Promo November

BMKG: Sekarang Masih Panas, Hujan Kembali Guyur DIY Setelah 15 Maret

Anisatul Umah
Senin, 13 Maret 2023 - 13:07 WIB
Jumali
BMKG: Sekarang Masih Panas, Hujan Kembali Guyur DIY Setelah 15 Maret Warga menghalai sinar Matahari yang menyinari muka saat Matahari bersinar terik di musim kemarau. - Harian Jogja/Nina Atmasari

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Kepala Kelompok Foreskater BMKG YIA, Romadi memperkirakan hujan akan kembali mengguyur Jogja dan sekitarnya di wilayah DIY, setelah 15 Maret 2023.

BACA JUGA: BMKG: Panas di Jateng Tak Ada Hubungan dengan Erupsi Gunung Merapi

Advertisement

Belakangan ini cuaca DIY sangat panas meski masih musim hujan. Salah satu penyebab berkurangnya intensitas hujan di wilayah DIY adalah karena adanya pola tekanan rendah di Utara Papua. Alhasil, ini menyebabkan pola konvergensi bergeser ke perairan Utara Jawa, sehingga mengurangi massa uap air hujan di wilayah DIY.

"Untuk wilayah DIY potensi hujan akan kembali terjadi setelah di atas tanggal 15 [Maret] dengan intensitas ringan hingga sedang," katanya kepada harianjogja.com, Senin (13/3/2023).

Potensi hujan terjadi pada siang hingga sore, serta menjelang malam hari. Khususnya di wilayah Sleman, Kulonprogo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara. Menurutnya peningkatan curah hujan pada 15 Maret 2023 akan merata di seluruh wilayah DIY.

BACA JUGA: Abu Merapi Tidak Turun di Jogja dan Malah Menyebar ke Magelang Hingga Wonosobo, Ini Penyebabnya

Masyarakat perlu waspada pada Maret hingga Mei 2023 karena wilayah Jawa, khususnya DIY, akan memasuki masa pancaroba atau peralihan. Di masa pancaroba ini, potensi cuaca ekstrem sangat besar.

"BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta memperkirakan potensi terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan sedang-lebat disertai kilat atau petir, angin kencang, hujan es, dan angin puting beliung dapat terjadi pada masa peralihan ini," ucapnya.

Romadi menegaskan kondisi panas beberapa hari ini tidak ada kaitannya dengan aktivitas erupsi Gunung Merapi.

"Cuaca terik dipengaruhi oleh kelembaban perlapisan 700 milibar sampai dengan 500 milibar. Ini sangat kering hingga mencapai 30 persen, sehingga sinar Matahari langsung menembus permukaan bumi. Sampai di permukaan Bumi, sinar Matahari kembali dipantulkan kembali ke atmosfer," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pagi Ini Semeru Kembali Erupsi, Kolom Letusan Capai 1 Kilometer

News
| Rabu, 27 November 2024, 07:27 WIB

Advertisement

alt

Merasakan Lumernya Cokelat dari Jogja

Wisata
| Senin, 25 November 2024, 08:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement