Advertisement

Ini Penyebab Api Diam yang Muncul di Kubah Lava Gunung Merapi

Newswire
Selasa, 14 Maret 2023 - 16:17 WIB
Bhekti Suryani
Ini Penyebab Api Diam yang  Muncul di Kubah Lava Gunung Merapi Penampakan awan panas gunung merapi - twitter BPBD DIY

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA– Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjelaskan terkait adanya api diam yang terpantau di area kubah lava barat daya Gunung Merapi.

BPPTKG menyatakan bahwa hal tersebut merupakan fenomena yang wajar pada kubah lava gunung api yang sedang aktif.

Advertisement

Adapun, penampakan api diam itu berdasar pada pengamatan BPPTKG periode 13 Maret 2023 pukul 18.00 - 24.00 WIB.

"Api diam itu penampakan rona merah, biasanya akibat lava yang panas," kata  Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso saat dikonfirmasi di Yogyakarta, Selasa (14/3/2023).

Selama periode pengamatan itu, BPPTKG tidak mencatat adanya awan panas guguran maupun lava pijar yang keluar dari gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

Awan panas guguran kembali terpantau keluar dari Gunung Merapi sebanyak dua kali berdasarkan pengamatan BPPTKG periode Selasa (14/3/2023) pukul 00.00-06.00 WIB.

Jarak luncur awan panas guguran mencapai 1.600 meter sampai 2.000 meter mengarah ke barat daya. Teramati pula sebanyak 15 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.

Sementara itu, gempa awan panas guguran tercatat dua kali, gempa guguran 55 kali, gempa fase banyak 10 kali, dan gempa vulkanik dangkal dua kali.

BPPTKG masih mempertahankan status Siaga atau Level III pada Gunung Merapi yang ditetapkan sejak November 2020 silam.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran yakni di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.

BACA JUGA: Merapi Luncuran Awan Panas Selasa Pagi, Sebagian Dusun di Cangkringan Sleman Hujan Abu Tipis

Selain itu, potensi bahaya juga di Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak, serta Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak. Sementara itu, lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

BPPTKG juga mengimbau masyarakat mewaspadai bahaya lahar di alur sungai berhulu Merapi, terutama saat terjadi hujan di puncak gunung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen

News
| Sabtu, 27 April 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement