Advertisement
Begini Strategi Kapolda DIY Basmi Klitih yang Meresahkan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Polda DIY masih merumuskan cara yang tepat untuk membasmi kekerasan jalanan atau klitih yang kerap dilakukan remaja Jogja. Polda DIY sudah rutin mengadakan patroli dan razia di titik rawan klitih hingga pagi hari.
Lantaran klitih bersifat multidimensi, Polda DIY juga sedang mendekati pakar sosiologi UGM, Arie Sujito, untuk merumuskan formula yang tepat untuk membasmi klitih sampai akarnya.
Advertisement
“Masalah kekerasan jalanan ini kan dinamis berubah-ubah sampai tataran praktisnya. Tempat rawannya juga berubah-ubah sehingga perlu strategi paten yang bisa menjangkau akar masalahnya agar tidak musiman,” jelas Kapolda DIY Irjen Pol. Suwondo Nainggolan di kantor Harian Jogja, Senin (27/3/2023).
Suwondo menjelaskan Polda DIY terus memperbarui data kasus klitih. “Data terus kami perbarui hingga sampai detail-detailnya. Agar dapat dilakukan pemetaan yang rinci, terutama ke tempat rawan terjadinya supaya bisa dicegah,” katanya.
Pada Januari-Februari, jelas Suwondo, Polda DIY menangkap 76 anak di bawah umur yang terlibat klitih. “Bagi kami itu sudah banyak sekali, penangkapan pelaku bagi kami juga bukan prestasi penting karena itu tidak menyelesaikan akar masalah. Lagi pula yang ditangkap ini semuanya remaja, saya terenyuh juga kok anak seusia ini sudah harus tercatat urusan pidana tapi tindakan tegas juga penting,” terangnya.
Bagi Suwondo pencegahan klitih lebih utama.
“Ramadan ini setidaknya kami sudah bisa mencegah kekerasan jalanan di Gunungkidul dan Sleman, di Gunungkidul berhasil dicegah dengan membina tujuh remaja, di Sleman empat remaja. Mereka semua belum melakukan tindakan pidana artinya ini lebih bagus,” ujarnya.
Berhasilnya pencegahan klitih, jelas Suwondo, karena patroli yang sedang digencarkannya.
“Kami patroli dan razia sajam dari jam 22.00 sampai matahari terbit. Terbukti ada hasilnya bisa mencegah, tapi ternyata juga sempat kecolongan di Bumijo kemarin, itu terjadi pukul 05.30 saat petugas baru mau Salat Subuh,” ucapnya.
Patroli pencegahan klitih, lanjut Suwondo, tak bisa hanya dilakukan kepolisian saja.
“Peran masyarakat, dari linmas, Jaga Warga, dan masyarakat luas ini penting untuk pencegahannya,” jelasnya.
Tak hanya patroli dan pengawasan bersama keamanan lingkungan sekitar, sambung Suwondo, peran masyarakat dan berbagai pihak lain perlu digencarkan dalam pencegahan klitih.
“Ini masalah bersama, kami pengennya menangani kekerasan jalanan ini seperti penangan Covid-19 kemarin artinya setiap orang dan sektor punya peran bersama sesuai kewenangannya,” katanya.
Dirigen penanganan klitih hingga akarnya, menurut Suwondo, tak harus dari kepolisian. “Bahakn lebih baik bukan dari kami, tapi siapa saja yang kompeten sehingga pembagian tugas ini akan meringankan dan bisa menyelesaikan hingga akar maslahnya,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Program Transmigrasi, DIY Dapat Kuota 16 Kepala Keluarga
- Korban Apartemen Malioboro City Bakal Bergabung dengan Ratusan Orang untuk Aksi Hari Buruh
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
Advertisement
Advertisement