Teliti Gerabah Kasongan, Timbul Raharjo Dikukuhkan Jadi Guru Besar ISI Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Timbul Raharjo dikukuhkan menjadi guru besar dalam bidang kriya pada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja. Pengukuhan guru besar ini dilakukan dalam sidang senat terbuka yang digelar di Concert Hall ISI Jogja, Rabu (29/3/2023).
Dalam pidatonya, Timbul mengambil tema Gerabah Kasongan ‘Jaran Ukir’ Ikon Kabupaten Bantul dalam Perspektif Ilmu Kriya. “Tema ini memiliki relevansi bidang keilmuan kriya dan memiliki peran penting dalam pengembangan karier sebagai dosen pada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta,” katanya.
Advertisement
Timbul menjelaskan Gerabah Jaran Ukir merupakan representasi ekspresi penciptaan gerabah masyarakat Kasongan. Kekaguman terhadap Diponegoro yang identik dengan naik kuda dalam melakukan perang melawan Belanda tahun 1825-1830. Saat perang berakhir, salah satu tokoh pengikut Diponegoro bernama Ngabdul Raupi menghindar dan pergi bersembunyi di wilayah barat Sungai Bedog Bantul. Tokoh itu mengajarkan masyarakat sekitar cara pembuatan gerabah peralatan rumah tangga.
“Pada tahun 1930-an seorang kriyawan bernama Sohikromo alias Jembuk, membuat gerabah dengan mengkombinasikan nilai fungsi dan artistik. Selanjunya pada tahun 1970-an nilai artistic kekriyaan gerabah berlanjut dengan sentuhan artistik para dosen dan mahasiswa Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI),” paparnya.
Karyanya tersebut mencakup proses tranformasi ekspresi bentuk kuda milik Diponegoro menjadi bentuk Jaran Ukir sebagai manifestasi imajinasi kriyawan gerabah Kasongan. Proses kekriyaan terdapat pada teknik tradisional sebagai ciri khas dekorasi teknik tempel. Bentuk dan makna Jaran Ukir diyakini memiliki spririt
Timbul menjelaskan hewan kuda sebagai sumber inspirasi para kriyawan gerabah Kasongan, memiliki nilai sejarah Perang Jawa dan memiliki fungsi sebagai alat angkut dan peliharaan yang populer.
Pangeran Diponegoro memimpin Perang Jawa menggunakan kuda sebagai alat transportasi. Menurutnya, dalam masyarakat Jawa terdapat filosofi bahwa seorang pria sejati memiliki rumah, pusaka, wanita, dan kuda. Kuda diartikan sebagai kendaraan dalam aktivitas hidupnya.
“Jaran Ukir sebagai hasil seni kriya gerabah Kasongan memiliki makna dalam tentang arti penting hidup yang penuh perjuangan. Masyarakat Bantul yang kental dengan budaya Jawa, selain bertani mereka hidup dari industri kriya tradisional termasuk gerabah Kasongan. Industri gerabah telah membawa masyarakat Kasongan memiliki kepekaan artistik dalam seni rupa,” katanya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang ikut menghadiri sidang senat pengukuhan Timbul Raharjo sebagai guru besar ISI Jogja mengatakan bahwa selain berkiprah di akademis, Timbul Raharjo juga berperan serta dalam mengembangkan seni kriya di Bantul dan saat ini menjadi anggota Komite Ekonomi Kreatif (KEK) dan Ketua Bantul Creative Forum.
“Dengan dikukuhkannya Pak Timbul sebagai guru besar ISI tentunya dia memiliki peran yang semakin kuat di ISI sehingga hubungan pemerintah dengan ISI semakin intensif,” katanya
Jaran Ukir gerabah Kasongan dapat menjadi ikon Bantul dari sudut pandang kajian sejarah, artistik, maupun budaya.
Menurutnya, peran Timbul dalam pengembangan industri gerabah Kasongan memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Bantul, termasuk kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
“Sehingga Pak Timbul ini bisa kita ajak bersama-sama melibatkan sumber daya kreatif baik di ISI maupun di luar ISI untuk bersama-sama pemerintah Bantul menuju kota kreatif dunia bidang kriya,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kena OTT KPK, Gubernur Bengkulu Dibawa ke Jakarta untuk Pemeriksaan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda, Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja
- Kampanye Pilkada Kulonprogo Rampung, Logistik Siap Dikirim
- Begini Komitmen Paslon Pilkada Jogja untuk Mewujudkan Birokrasi Bersih Tanpa Korupsi
- 50 Kepala Dukuh Perempuan Kulonprogo Ikut Pendidikan Politik
- Ini Dia 3 Karya Budaya Indonesia yang Diusulkan Masuk Menjadi WBTb ke UNESCO
Advertisement
Advertisement