Advertisement
Kuota Belum Pasti, Puluhan Warga Gunungkidul Siap Transmigrasi

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Perindustrian Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Gunungkidul mencatat ada 22 kepala keluarga yang mendaftar program transmigrasi. Meski demikian, hingga kini belum ada kepastian kuota yang diberikan untuk pemberangkatan.
BACA JUGA: 10 KK Asal Gunungkidul akan Diberangkatkan Transmigrasi
Advertisement
Kepala Seksi Transmigrasi, Dinas Perindustrian Koperasi dan Tenaga Kerja Gunungkidul, Sukasan mengatakan, hingga sekarang belum ada kuota resmi terkait dengan pemberangakatan transmigrasi di Bumi Handayani. Hanya saja, jumlah pendaftar yang masuk sudah banyak karena hingga Rabu (10/5/2023) 22 keluarga yang berminat.
“Ada berita jika Gunungkidul hanya mendapat jatah pemberangkatan dua keluarga. Tapi, ini belum pasti kebenarannya karena untuk kuota masih menunggu pemberitahuan dari Pemerintah Pusat,” kata Sukasan, Rabu (10/5/2023) siang.
Menurut dia, antusias warga Gunungkidul mengikuti transmigrasi lumayan tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar di setiap tahunnya lebih banyak dibandingkan dengan kuota yang disediakan.
“Kalau nanti pendaftarnya lebih banyak dari kuota maka dilakukan seleksi,” katanya.
Sukasan menjelaskan, seleksi dilakukan dengan melihat secara langsung ke rumah calon transmigran. Selain itu, juga ada proses wawancara untuk mengetahui keseriusan dalam mengikuti program ini.
“Yang dipilih adalah keluarga yang benar-benar serius ingin berangkat. Jangan sampai, setelah sampai disana nanti akan pulang ke Gunungkidul lagi karena merasa tidak betah,” ungkapnya.
Keseriusan mengikuti transmigrasi dibutuhkan karena warga terpilih akan mendapatkan bantuan modal usaha dari Pemkab Gunungkidul sebesar Rp10 juta. Selain itu, juga mendapatkan rumah tempat tinggal dan lahan yang luasannya mencapai satu hektare.
“Nanti di tahun ketiga juga akan diberikan lahan lagi dengan luasan satu hektare,” katanya.
Kepala Bidang Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Gunungkidul, Tauviq Nur Hidayat mengatakan, masih menunggu informasi terkait dengan kuota transmigrasi. Menurut dia, banyak warga tertarik dan sebagai contoh tahun lalu ada 14 kepala keluarga yang diberangkatkan ke lokasi transmigran seperti Kalimantan Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.
“Alasan yang diajukan untuk memperbaiki kehidupan dan penghasilan. Di sana [lokasi transmigrasi] peserta sudah mendapatkan tempat tinggal dan lahan garapan,” kata Tauviq.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bahas Isu Jual-Beli Pulau Bersama Komisi II DPR RI, Menteri ATR/Kepala BPN Tegaskan Tanah di Indonesia Tidak Bisa Dimiliki Asing
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Perpustakaan Kota Jogja Kini Buka hingga Malam Hari, Ini Jadwalnya
- Kementerian ATR/BPN Bantah Isu 2026 Tanah Tak Bersertifikat Diambil Negara, Dirjen PHPT: Itu Tidak Benar
- Libur Panjang 1 Sura, Penumpang KA Jarak Jauh di Daop 6 Jogja Melonjak 20 Persen
- Sambut Positif Putusan MK Terkait Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal, KPU DIY: Kurangi Beban Teknis
- Kelurahan Kadipaten Jogja Gencarkan Penggunaan Biopori Demi Kurangi Sampah Organik
Advertisement
Advertisement