Advertisement
Penurunan Angka Stunting di Bantul Tertinggi se-DIY
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Bantul atas capaian penurunan angka stunting yang cukup signifikan dari 2021 ke 2022 lalu. Bahkan penurunannya paling signifikan dibanding kabupaten dan kota di DIY.
Kepala BKKBN DIY, Shodiqin mengatakan penurunan angka stunting di Bantul yang cukup tinggi dari tahun 2021 ke tahun 2022, yakni mencapai empat persen. Pada tahun 2021 angka stunting di Bantul mencapai 19,1% namun pada tahun 2022 turun menjadi 14,9% berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI)
Advertisement
“Jadi angka penurunan stunting di Bantul pada tahun 2021 ke 2022 paling tinggi dibandingkan angka penurunan stunting di kabupaten dan kota lainnya di DIY,” katanya dalam acara Rembuk Stunting di Kompleks Pemda 2 Manding, Bantul, Selasa (6/5/2023).
Shodiqin berharap tahun 2023 ini penurunan stunting di Bumi Projotamansari lebih banyak, atau minimal sama dengan penurunan angka stunting di tahun 2022 yang lalu. Sementara itu Sodiqin menyebut angka stunting secara keseluruhan di DIY mencapai 16,4%. Sementara untuk kabupaten dan kota, tertinggi ada di Gunungkidul 23,5%, kemudian disusul Kulonprogo 15,3%, Sleman, 15%, Bantul 14,9%, dan terendah Jogja 13,8%.
Baca juga: Cegah Bentrokan Susulan PSHT-Brajamusti, Polres Kulonprogo Siagakan Ratusan Personel
Shodiqin mengatakan stunting sangat erat dengan kemiskinan namun demikian anak dari keluarga miskin belum tentu stunting. Bisa juga anak dari keluarga yang mampu justru mengalami stunting yang disebabkan adanya pola asuh.
"Jadi kadang ada anak dari keluarga yang mampu ketika diasuh oleh asisten rumah tangga atau neneknya tidak diberi asupan gizi yang baik sehingga anak mengalami stunting,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Bantul, Joko B Purnomo mengatakan dalam triwulan pertama tahun 2023 ini dari pengukuran berat badan, lebih dari 47.000 bayi di bawah lima tahun atau balita ditemukan angka 6% mengalami stunting. Ia berharap penurunan stunting terus berlanjut sampai akhir tahun.
Langkah Pemkab
Joko yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Bantul menyatakan Pemkab terus berupaya melakukan melakukan langkah-langkah untuk menurunkan angka stunting, di antaranya melalui pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil dan anak. Selain itu ada juga anggaran Rp50 juta tiap perdukuhan yang bisa digunakan untuk Posyandu, salah satunya penanganan stunting.
Menurutnya, capaian penurunan angka stunting tahun 2021 ke tahun 2022 yang lebih dari empat persen hingga mendapatkan penghargaan tidak terlalu penting. “Kita tidak ingin hanya mendapatkan penghargaan dan piagam saja, namun secara kongkrit bagaimana kita bisa menurunkan angka stunting sampai nol persen,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Jasad Pemuda Mengambang di Sungai Ngawi Diduga seusai Berpesta Miras
- RTRW Buruk Picu Penurunan Tanah di Semarang-Demak, Selat Muria Bisa Muncul Lagi
- Tak Ada Angin dan Hujan, Mobil di Ngawi Tertimpa Pohon saat Ditinggal Jumatan
- Berkas Kasus Dugaan Korupsi Hibah KONI Kudus Tunggu Hitungan Kerugian Negara
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Paskah, 26.153 Penumpang Naik Turun di Stasiun Wilayah Madiun
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement