Sekolah Lansia di Bantul Dapat Respons Positif, Bisa Meningkatkan Kebahagiaan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Keberadaan sekolah untuk warga lansia mendapat renspons positif. Selain banyak peminat, sekolah lansia juga dinilai mampu meningkatkan kebahagiaan karena memiliki program pendidikan yang mengajak para warga lansia untuk senang dan bahagia.
Direktur Sekolah Lansia Salimah (Salsa) DIY, Prasasti Bintarum mengatakan kegiatan sekolah lansia adalah kegiatan pembelajaran sepanjang hayat. Menjaga mereka dari stres, pikun, dan penyakit lainnya. “Hasil penelitian kami tingkat kebahagiaan setelah mengikuti sekolah lansia meningkat,” katanya, Sabtu (1/7/2023).
Advertisement
Ketika tingkat kebahagiaan tinggi, kata dia, maka harapan hidup lansia juga tinggi. “Sekolah lansia dari yang tadinya mereka sakit-sakitan jadi sehat karena ketemu teman-temannya yang sebaya,” ujarnya.
“Paling tidak ketika mereka sehat dan mandiri tidak membebani keluarga. Mereka bisa berangkat sendiri. Kalau lansia sakit jadi beban negara. Ketika mereka bahagia menghadirkan metabolisme tubuh jadi sehat. Ketika sehat tidak membebani keluarga dan masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut dokter gigi di Puskesmas Imogiri 1 dan PKU Muhammadiyah Bantul ini mengatakan pembelajaran yang dilakukan Salsa akan terus dilakukan. Bagi mereka yang sudah menyelesaikan satu tahun bisa meningkat ke S2. Demikian sampai tingkat profesor. “Karena sudah mau dan rela mengikuti sekolah, maka kami berikan penghargaan wisuda supaya mereka bangga,” katanya.
Sebanyak 511 lansia dari Sekolah Lansia Salimah (Salsa) DIY diwisuda di Aula Pemda 2 Manding Bantul, Sabtu (1/7/2023). Wisuda sekolah di bawah Yayasan Salimah (Persaudaraan Muslimah) ini merupakan angkatan kedua. Sementara angkatan pertama dilakukan pada 2019 lalu sebanyak 214 lansia.
Layaknya wisuda kuliah, warga lansia dari pendidikan non formal ini mengenakan pakaian wisuda dan juga toga. Mereka juga menerima ijazah sebagai tanda kelulusan telah selesai menjalani pendidikan selama setahun untuk yang standar satu (S1) dan dua tahun untuk yang standar dua (S2). Bahkan beberapa di antara mereka juga ada yang mengenakan selendang cumlaude. Prosesi wisuda dibuat selayaknya wisuda kuliah.
Konsep Pembelajaran
Ketua Pengurus Daerah Salimah Bantul, Supartiningsih mengatakan dari semua lansia yang diwisuda terbanyak dari Bantul. Selebihnya dari kabupaten dan kota di DIY. Ia berujar wisuda lansia sengaja digelar untuk memberikan penghargaan dan semangat bagi para lansia yang selama ini sudah mengikuti pendidikan selama setahun dan dua tahun.
Adapun pembelajaran yang diterapkan tidak seperti sekolah pada umumnya. Mereka belajar tentang konsep penuaan, pengetahuan soal stroke, hipertensi, penyakit peru obstruktif kronis dan gizi lansia. Kemudian mereka juga diajarkan tentang kewirausahaan, senam anti stroke, menjaga kepikunan. Selain itu juga ada spiritual, pertolongan pertama pada kegawatdaruratan dan kesenian serta kebudayaan.
Sementara narasumber yang selama ini mengisi pembelajaran didatangkan dari berbagai pihak mulai dari pemerintahan dan akademisi, namun sebagian besar berlatar belakang medis. “Tentu belajarnya jangan dibayangkan seperti sekolah umum. Mereka yang penting aktif, senang, dan bahagia. Makanya pelajarannya lebih banyak gerakan-gerakan seperti tepuk-tepuk, senam anti stroke, dan sebagainya,” katanya.
Menurut perempuan yang kesehariannya sebagai dosen Filsafat UGM ini mengatakan sekolah lansia dirintis karena kebanyakan orang lebih konsentrasi pada usia produktif dalam pemberdayaan ekonomi dan sebagainya. Sementara lansia ini mungkin banyak tidak dilirik. Padahal lansia juga perlu dijaga supaya tidak menjadi beban keluarga dan negara. “Kami ingin semua lapisan masyarakat tersentuh program,” katanya.
Paling Aktif
Sementara itu, salah satu lansia yang menjadi ikon wisuda lansia Salsa 2023 ini adalah Mbah Dremi. Lansia yang berusia 82 tahun tersebut selama ini dinilai paling aktif mengikuti sekolah maupun aktif dalam proses pembelajaran di Salsa Kalipakem, Seloharjo, Pundong, Bantul. Wanita yang kesehariannya sebagai tani dan ternak kambing tersebut memiliki lima anak, 10 cucu, dan satu cicit.
Dari lima anak tersebut, tiga di antaranya dapat menyelesaikan pendidikan sampai sarjana. Lulusan SMP ini mengaku senang ikut sekolah di Salsa karena bisa ketemu teman-teman sebaya, belajar agama, senam, kerajinan, kesehatan, sampai pelatihan ekonomi. “Supaya tambah pengalaman dan tambah ilmu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
Advertisement
Advertisement