Promosi Wisata di Kulonprogo Dilakukan Sampai Luar Daerah

Advertisement
Harianjogja.com, WATES—Dinas Pariwisata (Dispar) Kulonprogo melakukan berbagai cara untuk menarik kunjungan ke objek wisata yang tersebar di Bumi Binangun. Selain mengadakan acara, Dispar juga melakukan promosi sampai ke luar daerah.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kulonprogo, Raden Trusta Hendraswara mengatakan sejauh ini tren kunjungan wisata di Kulonprogo cenderung positif, kendati belum signifikan dibandingkan tahun lalu. Karena itu, promosi terus dilakukan.
Advertisement
“Promosi terus kami lakukan termasuk ke luar daerah seperti di Taman Mini Indonesia Indah [TMII] di Jakarta dan ke Wonogiri, Jawa Tengah. Ada gelaran pentas yang kami lakukan di sana agar pengunjung tertarik datang ke Kulonprogo,” kata Trusta saat ditemui di kantornya, Senin (3/7/2023).
Trusta menambahkan target pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata di 2023 mencapai Rp5,192 miliar. Sedangkan sampai semester pertama tahun ini, PAD yang masuk mencapai Rp2,6 miliar atau mencapai 48%.
PAD tersebut didapat dari delapan objek wisata dan dua kawasan wisata yang dikelola Pemkab Kulonprogo seperti objek wisata Pantai Glagah, Trisik, Waduk Sermo, Congot, Gua Kiskendo, Puncak Suralaya, Kebun Teh Nglinggo, Tritis, serta kawasan Menoreh Barat dan Jatimulyo. Berdasar data, Pantai Glagah masih menjadi objek wisata dengan penyumbang PAD terbesar. Dari target PAD tersebut, Pantai Glagah ditarget memasok Rp3,6 miliar.
BACA JUGA: Diduga Kepergok Berbuat Tak Senonoh, Mahasiswa KKN UGM Dipulangkan
Selain di destinasi, angka kunjungan ke desa wisata juga meningkat. Banyaknya jenis paket wisata yang ditawarkan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara. “Kami berharap agar desa wisata di Kulonprogo bertambah. Meski demikian, desa wisata harus memiliki keunikan, punya basis potensi dan daya tarik yang kuat. Jangan hanya latah,” katanya.
Fasilitasi Homestay
Dispar Kulonprogo juga memfasilitas homestay yang dikelola desa wisata. Pada 2023, ada 10 homestay yang mendapat bantuan termasuk pembangunan toilet seperti di Desa Wisata di Banjarasri dan Purwosari. “Anggaran bersumber dari Dana Keistimewaan [Danais]. Bantuan dikucurkan agar homestay layak, representatif, dan punya ciri khas. Tiap homestay memperoleh Rp50 juta. Toilet duduk biasanya untuk tamu asing,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dispar Kulonprogo, Joko Mursito meminta agar pengelola desa wisata di Bumi Binangun lebih kreatif. “Sedari awal kami telah meminta kepada para pengelola desa wisata agar memiliki identitas yang berbeda-beda, atau tema yang diusung tidak sama. Contohnya di salah satu desa wisata di Lendah mengusung tema kesehatan,” kata Joko, belum lama ini.
Menurut Joko, dengan adanya Perda No.2/2021 tentang Perubahan Atas Perda No.9/2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2015-2025, maka pengembangan kepariwisataan diarahkan kepada wisata yang kolaboratif, berbasis budaya, berkelanjutan, dan berkelas dunia. “Berbagai elemen akan kami gerakkan dan kami ajak bersinergi untuk melahirkan pariwisata Kulonprogo yang mendunia,” katanya.
Upaya tersebut telah membuahkan hasil dengan masuknya Kabupaten Kulonprogo sebagai penerima penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) selama tiga tahun berturut-turut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Wilayah Sukabumi, Tak Berpotensi Tsunami
Advertisement

Unik, Taman Sains Ini Punya Gedung Seperti Pesawat Ruang Angkasa
Advertisement
Berita Populer
- BREAKING NEWS: Gudang Pengolah Tembakau Sorogedug Prambanan Terbakar
- Kontes Roket Air di Taman Pintar Diikuti Ratusan Peserta
- Meriahnya Sastra Anak Kampung Kota Jogja, Wujudkan Pembangunan Manusia
- Prakiraan Cuaca Jogja, Minggu 1 Oktober 2023
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA Xpress Mulai 1 Oktober 2023, Ada Penambahan Jam Operasional
Advertisement
Advertisement