Advertisement

Antraks Merebak di Gunungkidul, Pemda DIY Klaim Tak Ada Daging Terinfeksi Beredar di Pasaran

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 06 Juli 2023 - 18:57 WIB
Arief Junianto
Antraks Merebak di Gunungkidul, Pemda DIY Klaim Tak Ada Daging Terinfeksi Beredar di Pasaran Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kasus antraks ditemukan di Gunungkidul pada awal Juni 2023 dan merebak hingga kini. Isolasi lalu lintas ternak dari daerah tersebut untuk sementara dihentikan guna memutus rantai penyebaran daging yang berpotensi mengandung antraks.

Oleh sebab itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY memastikan daging yang terkontaminasi antraks tidak tersebar di DIY lantaran mereka mengklaim bersama dinas terkait telah melakukan penanganan sejak kasus tersebut dilaporkan. 

Advertisement

Kepala DPKP DIY, Sugeng Purwanto menyampaikan kasus antraks awalnya ditemukan di Gunungkidul setelah ada laporan dari RS Panti Rahayu pada 2 Juni 2023. 

Setelah itu, menurut Sugeng, Dusun Jati, Semanu diisolasi sementara waktu. “Saat itu kami langsung melakukan isolasi Dusun Jati, sementara tidak ada lintasan hewan keluar masuk di Dusun Jati, ini dilakukan untuk mengantisipasi penularan antraks ini bisa dicegah,” katanya di Kantor DPKP DIY, Kamis (6/7/2023). 

Dia pun memastikan saat ini tidak ada daging ternak yang terpapar antraks dari Dusun Jati yang beredar. “Setelah menerima laporan, kami dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul di tanggal tersebut langsung melakukan surveilans, kemudian dilanjutkan dengan langkah pengendalian dengan antibiotik, penyemprotan disinfektan, dan vaksinasi antraks di lokasi,” katanya. 

Menurut Sugeng, pihaknya bersama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, serta Dinkes Gunungkidul, puskesmas setempat, serta dokter hewan telah melakukan surveilans sesuai dengan fungsinya masing-masing. 

Dari hasil penelusuran tersebut, Sugeng memastikan ada 6 ekor sapi dan 6 ekor kambing yang terpapar. Terhadap ternak yang ada di dusun tersebut juga telah diberikan vaksinasi. Menurutnya, selama ini vaksinasi antraks sebenarnya telah dilakukan, namun dengan adanya kejadian ini, maka vaksinasi antraks terutama pada daerah yang telah terpapar dan sekitarnya lebih digencarkan. 

BACA JUGA: Simak Kronologi Menyebarnya Antraks Mematikan di Gunungkidul

Sejauh ini, menurut Sugeng vaksinasi ternak di Gungungkidul telah berikan kepada 77 sapi, dan 289 kambing. Sisa stok vaksin saat ini ada 2.600 dosis. “Dengan kejadian kemarin, kami sedang mengajukan permintaan vaksin antraks ke pusat,” katanya. 

Dari kejadian tersebut, Sugeng pun akan memberikan sosialisasi, koordinasi dan evaluasi terkait pemberian informasi kepada masyarakat mengenai Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) keamanan pangan juga digencarkan. 

Menurut Sugeng tradisi purak atau brandu dengan menyembelih sapi yang sakit atau mati di Gunungkidul menjadi pemicu penularan penyakit tersebut. Menurutnya, edukasi dan sosialisasi perlu diberikan untuk mengantisipasi penyakit tersebut. 

“Mungkin masyarakat masih belum mengetahui harus seperti apa, ini yang harus kita selesaikan dengan Kabupaten Gunungkidul, Pusat [Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian], dan dengan Balai Besar Veteriner Wates,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kini Sertifikat dan Notifikasi Imunisasi Dapat Diakses secara Digital

News
| Senin, 20 Mei 2024, 22:27 WIB

Advertisement

alt

Lokasi Kolam Air Panas di Jogja, Cocok untuk Meredakan Lelah

Wisata
| Senin, 20 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement