Advertisement
Warisan Budaya, Sidang Penetapan Sumbu Filosofi Dilakukan di Arab Saudi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Sidang penetapan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia akan dilakukan di Riyadh, Arab Saudi, September 2023. Sebelum penetapan tersebut, tahap pengenalan Sumbu Filosofi kepada beberapa Duta Besar Anggota Komite World Heritage UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyampaikan sebelumnya tahap selanjutnya dalam pengajuan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia yakni sidang penetapan di Riyadh September nanti.
Advertisement
“UNESCO [Tim Penilai UNESCO] datang ke sini [Jogja] sudah tahun lalu. Pengesahannya nanti di dalam sidang pleno, ada 20 negara di Riyadh itu yang menentukan diterima atau tidak, kalau persyaratan sudah diselesaikan semua,” katanya saat ditemui Hotel Melia Purosani, Jumat (14/7/2023).
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono menyampaikan sebagai bentuk diplomasi kebudayaan, sebelum pelaksanaan sidang penetapan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia, sejumlah duta besar dari negara yang menjadi anggota Komite World Heritage Unesco datang ke DIY untuk dikenalkan mengenai Sumbu Filosofi.
Menurut Beny pengenalan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya tak benda, berbeda dengan pengenalan budaya benda yang kasatmata.
“Kami memang mendesain supaya ini berjalan lancar, ketika nanti dilakukan penilaian di Riyadh pada 22-23 September informasi awal sudah disampaikan. Karena bentuknya kan filosofi, tidak kasat bendanya, sehingga harus ada informasi awal, kalau ada fasadnya kan mungkin mudah ini loh bentuknya. Ini kita mengenalkan bahwa Hayuning Bawono yang dikonsepkan dengan filosofi mewujud nyata dalam arsitektur yang ada,” katanya.
Menurut Beny dukungan awal tersebut menjadi tahap penting untuk pengajuan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia. Menurutnya, ketika Sumbu Filosofi tersebut nantinya ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, maka akan berdampak sangat luas.
“Ketika warisan budaya dunia dampaknya sangat luas, tidak hanya pada masyarakat Jogja tetapi juga Indonesia. Sehingga value itu akan meningkat dengan sendirinya, kalau value itu meningkat daya tawar kita kan lebih tinggi, artinya kita mendapatkan dukungan sepenuhnya dari UNESCO bahwa di Jogja ada sebuah situs filosofi yang harus dilindungi keberadaannya,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Dian Laksmi Pratiwi menyampaikan kedatangan duta besar dari negara yang menjadi anggota Komite World Heritage Unesco untuk mengkaji dan mempertimbangkan rekomendasi suatu nominasi bisa ditetapkan sebagai world heritage atau tidak.
Dian menyampaikan sebelumnya kedatangan Tim Penilai Sumbu Filosofi dari UNESCO telah menyelesaikan proses penilaian tahun lalu.
“Hasil rekomendasinya kami dipastikan bisa mengikuti tahap akhir proses nominasi yaitu bersidang di agenda sidang penetapan UNESCO di Riyadh, Arab Saudi, besok September,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Presiden Prabowo Minta Bansos Tepat Sasaran, Pembagian Menggunakan DTSEN
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja dan Baznas Kalaborasi Bangun Rumah Tinggal Layak Huni di Prenggan Kotagede
- MTsN 6 Bantul Serahkan Siswa Kelas 9 ke Orang Tua, Cetak Lulusan Berprestasi dan Siap Bersaing
- Konser Pulih Sleman City Hall dan Born to Inspire Hadirkan Idgitaf
- Kasus Mafia Tanah Kas Desa Gunungkidul, Sanksi Tetap Lurah Sampang Gedangsari Tunggu Kasus Hukum Inkrah
- Gelombang Pasang Terjang Pantai Depok Bantul, 8 Warung Makan Rusak
Advertisement
Advertisement