Advertisement

Promo Desember

BPJS KESEHATAN: Keluarga Maria Rasakan Layanan Memuaskan di RS Panti Rapih Yogyakarta

Media Digital
Minggu, 30 Juli 2023 - 11:47 WIB
Abdul Hamied Razak
BPJS KESEHATAN: Keluarga Maria Rasakan Layanan Memuaskan di RS Panti Rapih Yogyakarta Paserta BPJS Kesehatan, Maria, warga Banguntapan, Bantul. Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA– BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan peserta terutama di fasilitas kesehatan.

Terbukti, Maria salah satu warga Banguntapan Bantul merasakan layanan yang memuaskan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Maria yang kini berstatus sebagai mahasiswa, rutin mengantar sang ayah menjalani cuci darah.

Advertisement

Mengetahui secara rinci proses pengobatan orang tuanya, Maria mengakui layanan rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan patut diacungi jempol.

BACA JUGA: Kronologi Pengungkapan Kasus Korban TPPO Warga Sleman Hingga Kembali ke Rumah

“Saya memang selalu menemani bapak untuk cuci darah. Di RS Panti Rapih ini pelayananya sangat bagus. Perawatnya ramah dan mau membantu pasien. Tidak ada perbedaan layanan sama sekali. Perawat juga selalu memberikan masukan untuk bapak,” kata Maria.

Selain petugas medis yang ramah, ternyata satu pasien dengan pasien lain saling mengenal dan terus menerus saling menguatkan. Bahkan Maria merasa semua perawat dan pasien seperti keluarganya.

“Selain perawat, pasien-pasien lain juga saling memberi semangat. Kita semua saling mengenal, jadi dengan perawat atau pasien lain sudah seperti keluarga,” kata Maria.

Dia bercerita bagaimana ayahnya harus menjalani cuci darah. Awalnya ia dan keluarga menduga ayahnya kesakitan karena asam lambung. Gejala dan pemeriksaan awal nampak serupa dengan asam lambung. Namun setelah pemeriksaan berlanjut pada pengecekan laboratorium, barulah terungkap ternyata urin kreatin pada tubuh sang ayah cukup tinggi.

Dari situlah dokter menyarankan terapi cuci darah untuk menjaga kesehatan ayah Maria. "Semua berawal dari hipertensi, memang sudah diobati namun kita tidak tahu kalau ternyata efeknya lari ke ginjal. Awalnya itu seperti asam lambung. Bapak cek ke dokter sampai lima kali dan diagnosanya tetap asam lambung.

Setelah itu dilakukan cek laboratorium lengkap, barulah ketahuan kalau urin kreatinnnya tinggi. Kalau kreatin tinggi berarti ginjal bermasalah. Nah, dari situ akhirnya oleh dokter diminta untuk cuci darah. Saat ini sudah tahun kedua bapak menjalani cuci darah sejak tahun 2021,” katanya.

Setelah menjalani cuci darah rutin, Maria mengatakan kondisi ayahnya jauh membaik. Maria bersyukur ada Program JKN yang memberikan penjaminan dan kepastian layanan untuk ayahnya.

“Untung ada BPJS Kesehatan, jadi bapak bisa cuci darah. Sekarang kondisi bapak sudah jauh membaik. Dulu bapak tidak bisa jalan atau duduk sendiri, katanya sakit. Sekarang bapak sudah bisa kemana-mana naik motor sendiri,” kata Maria sumringah.

Sejak awal pemeriksaan ayahnya ia dan keluarga selalu menggunakan jaminan dari BPJS Kesehatan. Hingga kini menjalani cuci darah, tak ada satu rupiah pun yang dikeluarkan untuk biaya pengobatan. Maria dan keluarga merasa puas tak terbebani biaya dan mendapatkan layanan yang memuaskan di rumah sakit.

“Dari jaman dahulu saat cek laboratorium itu sudah menggunakan jaminan JKN. Dahulu kami ke RS Panti Rini, setelah keluar hasil kreatin tinggi, kemudian di rujuk ke RS Panti Rapih yang memiliki alat untuk cuci darah. Selama ini tidak pernah membayar apa pun, bapak menjalani cuci darah nol rupiah," katanya.

"Kami sangat terbantu, kalau membayar cuci darah sendiri uang dari mana. Di rumah sakit rasanya lebih terjamin, petugas rumah sakitnya baik dan tidak ada biaya. Terimakasih untuk BPJS Kesehatan sangat membantu pasien yang sakit terutama yang butuh biaya cukup banyak,” imbuh Maria.

Maria pun pernah memanfaatkan layanan JKN untuk berobat. Walaupun tidak seberat ayahnya, namun Maria senang kini berobat menjadi ringan. Ia dan keluarga juga rutin membayar iuran sebelum tanggal 10 setiap bulannya. "Saya juga pernah berobat tapi hanya di klinik. Cuma periksa biasa saja, sakit biasa. Kami juga rutin membayar iuran. Kepesertaan kami mandiri kelas 2. Sebelum tanggal 10 iuran sudah harus kami bayar. Itu rutin kami lakukan,” kata Maria. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejaksaan Tahan Panglima Komando Pertahanan Korsel, Diduga Terlibat Kudeta

News
| Sabtu, 14 Desember 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik

Wisata
| Jum'at, 13 Desember 2024, 21:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement