BMKG DIY Ingatkan Potensi Gempa M 8,7 akibat Megathrust, Begini Persiapan BPBD DIY
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—BMKG mengingatkan potensi Sesar Opak dan subduksi lempeng megathrust yang merupakan sumber gempa aktif. Untuk mengantisipasi gempa bumi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY telah mempersiapkan beberapa hal.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto menyampaikan gempa bumi sering terjadi di DIY, sehingga bencana alam tersebut menjadi prioritas dalam penanganan di DIY.
Advertisement
“Potensi ancaman bencana gempa bumi menjadi salah satu dari beberapa potensi ancaman bencana di DIY. Gempa bumi juga merupakan potensi bencana yang menjadi prioritas,” kata Lilik, Minggu (6/8/2023) malam WIB.
Menurut Lilik kejadian gempa bumi hampir setiap minggu terjadi di DIY, meskipun sebagian besar guncangannya tidak terasa. “Pada 2022, ada 707 kejadian gempa bumi yang terjadi dan yang kita rasakan tidak lebih dari 10 kali. Potensi gempa yang lebih besar mungkin terjadi,” imbuhnya.
Karena itu, menurut Lilik BPBD DIY berupaya mengantisipasi gempa bumi dengan mengedukasi masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan, antara lain melalui desa/kelurahan tangguh bencana [destana].
“BPBD DIY [mengedukasi] melalui destana, baik di sepanjang pantai selatan DIY maupun wilayah lainnya. Melalui destana [masyarakat] diberikan pelatihan serta simulasi gempa bumi,” katanya.
Dengan upaya pengurangan resiko berbasis masyarakat tersebut, menurut Lilik diharapkan masyarakat dapat mengenali ancaman bencana gempa bumi dan mampu mengorganisir masyarakat untuk mengurangi kerentanan yang ada dan meningkatkan kapasitas untuk mengurangi resiko bencana. Melalui desatana masyarakat dilibatkan secara aktif untuk mengkaji, menganalisis, menangani, memantau, mengevaluasi dan mengurangi risiko bencana yang ada di wilayahnya.
BACA JUGA: Hadapi Potensi Bencana Sesar Opak, ARDEX 2023 Digelar di Jogja
Selain itu, menurut Lilik, edukasi mengenai potensi gempa bumi juga dilakukan oleh beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, antara lain dari Dinas Sosial (Dinsos) dengan kampung siaga bencana dan khusus di wilayah Pantai Selatan DIY dibentuk kampung siaga bencana tsunami. Kemudian, ada pula edukasi yang diberikan BMKG melalui sekolah lapang di beberapa wilayah selatan pantai DIY.
“Semuanya itu [edukasi beberapa OPD] bukan saling tindih, namun saling melengkapi untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat,” katanya.
Selain itu, pelatihan menghadapi gempa bumi juga diselenggarakan di level regional, antara lain melalui ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise 2023 (ARDEX-23) yang diselenggarakan beberapa waktu lalu. Melalui ARDEX 2023, BNPB bersama negara-negara ASEAN dan Pemda DIY menyelenggarakan latihan bersama dengan simulasi gempa bumi yang melibatkan Tim SAR dan Tim Kesehatan. “Latihan tersebut juga untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah serta pemerintah daerah dalam menghadapi kejadian gempa bumi,” katanya.
Sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati melalui rilis yang dikutip dari laman resmi BMKG, Minggu, menegaskan bahwa keberadaan sumber gempa Sesar Opak di DIY, yang memiliki magnitudo tertarget M6,6 dan sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo tertarget M8,7 di selatan Jawa masih terus aktif. Tak cuma gempa, kata dia, ada potensi tsunami setinggi 8-10 meter yang bisa menerjang pantai Selatan Jawa.
Dia memaparkan, Sesar Opak adalah patahan yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 kilometer di sepanjang aliran Sungai Opak.
Sungai Opak sendiri berhulu dari lereng Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan dengan muara langsung ke Samudra Hindia di Pantai Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktivitas Sesar Opak sendiri pernah menyebabkan gempa bumi merusak pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang.
Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan bahwa saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya adalah gempa dengan M6.0 di Kabupaten Bantul pada 30 Juni 2023 lalu.
Namun demikian, gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan. Menurut Dwikorita, hal ini salah satunya berkat antisipasi struktur bangunan yang cukup baik di daerah Bantul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada Bantul: TPS Rawan Gangguan Saat Pemungutan Suara Mulai Dipetakan
- BPBD Bantul Sebut 2.000 KK Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Longsor
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
- Akan Dipulangkan ke Filipina, Begini Ungkapan Mary Jane Veloso
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
Advertisement
Advertisement