Advertisement
Hadapi Potensi Bencana Sesar Opak, ARDEX 2023 Digelar di Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—DIY memiliki beragam potensi bencana, salah satunya yakni gempa bumi yang disebabkan adanya sesar opak. Merespons hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre) menggelar ASEAN Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di DIY.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menjelaskan terkait penanggulangan bencana, Indonesia bekerja sama dengan 10 negara ASEAN. “Selama ini dalam memelihara dan meningkatkan kerja sama penanggulangan bencana di negara-negara lain terutama ASEAN ini kami sudah terjalin betul,” katanya saat pembukaan ARDEX 2023 di Royal Ambarukmo Yogyakarta, Selasa (1/8/2023).
Advertisement
Dia mencontohkan ketika Myanmar mengalami bencana siklon tropis, Indonesia memberikan bantuan dengan bendera AHA Centre. “Kemudian juga pada saat gempa Turki dan Suriah di mana kita juga mengirimkan pasukan SAR dari Basarnas dan dari kesehatannya, ini juga dikoordinasi oleh AHA Centre,” katanya.
ARDEX bertujuan memelihara dan meningkatkan kemampuan dan kerjasama dalam penanggulangan bencana. Maka kegiatan ini dihadiri 180 orang dari 10 negara ASEAN. “Materinya adalah langkah-langkah atau tahap tahap ketika terjadi bencana ini disimulasikan,” ujar dia.
BACA JUGA: BNPB dan Pemkab Kulonprogo Finalisasi Rencana Kontingensi Tsunami
ARDEX diakhiri dengan gladi lapangan, yang di dalamnya ada peragaan secata terbatas terkait dengan pengerahan personil, dan perlengkapan yang dibutuhkan ketika terjadi penanggulan bencana. “Bagaimana posko komandonya, gimana prosedur komunikasinya bahkan juga pengerahan alat peralatan khusus di ARDEX 2023 di Jogja,” katanya.
Jogja dipilih sebagai lokasi pelaksanaan ARDEX 2023 karena memiliki beragam potensi bencana, termasuk gempa bumi yang disebabkan adanya sesar opak. “Kami harapkan sekarang pemilihan di Jogja ini juga kan sangat strategis. Di samping potensi bencana juga tinggi, alhamdulillah masyarakat jogja sudah lebih maju terkait dengan kesadaran bencana,” ungkapnya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menuturkan sesar opak terus dimonitor dengan aktivitas terakhir gempa di Bantul pada awal Juli lalu. Dalam menghadapi gempat tersebut, menurutnya masyarakat DIY sudah cukup siap.
“Kami berterima kasih kepada Pemda DIY dan BNPB karena gempa terakhir yang berada di selatan Bantul magnitudonya cukup tinggi, 6, kalau di kabupaten-provinsi lain kekuatan sekian dan kedalaman kurang-lebih sama, itu rusaknya masif. Tapi kemarin hanya ringan dan sangat ringan,” ungkapnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan ARDEX 2023 merupakan pelatihan penanganan bencana. Di Jogja, tidak hanya sesar opak saja yang menjadi potensi bencana.
“Ada gunung merapi yang sangat aktif, dan juga ada kemungkinan terjadi tsunami yang berkaitan dengan keberadaan Jogja yang berada di tepian samudra hindia, oleh karena itu tempat ini kita anggap sangat ideal untuk menunjukkan simulasi,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Uang Rp 1 Triliun Disita di Rumah Mantan Pejabat MA, Hardjuno: Dunia Hukum di Indonesia Alami Krisis Serius
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Prediksi APBD 2025 Defisit Rp133,9 Miliar
- Pemkab Bantul akan Gandeng Swasta untuk Pengelolaan dan Pembangunan Tambatan Kapal di Sekitar Pantai Depok
- Pemkab Bantul Segera Keluarkan Kebijakan Terkait Penanganan Miras di Wilayahnya
- Datangi Polda DIY, Ribuan Santri Tuntut Kasus Penusukan Santri di Jogja Diusut Tuntas
- Warga Plumbon Banguntapan Keluhkan Tumpukan Sampah di Wilayahnya
Advertisement
Advertisement