Kronologi Anggota Paskibra Gunungkidul Meninggal Saat Menunggu di Puskesmas
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Anggota Paskibra Gunungkidul yang juga siswa SMK Gedangsari meninggal dunia saat menunggu ambulans di Puskesmas Bayat, Klaten. Remaja putri berusia 16 tahun berinisial TA itu diduga terkena serangan jantung dan terlambat ditangani.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, menjelaskan dari kronologi yang dia terima, TA tidak sadarkan diri di rumah kemudian dibawa ke Puskesmas Bayat.
Advertisement
“Dari kamera CCTV di puskesmas, sekitar 35 menit dari datang sampai pulang. Di sana itu sekitar tujuh menit direkam sudah flat. Kami coba konfirmasi lagi. Diduga meninggalnya menurut laporan karena henti jantung,” jelas dia.
TA adalah warga Kecamatan Bayat. Meninggalnya TA membuat warga marah dan menggeruduk puskesmas setempat, Kamis (10/8/2023) pagi.
Mereka menyampaikan tuntutan perbaikan pelayanan menyusul meninggalnya seorang pelajar berinisial TA, 16.
Warga datang ke puskesmas sekitar pukul 08.30 WIB. Mereka kemudian beraudiensi dengan pegawai Puskesmas serta Muspika Bayat. Salah satu warga Kecamatan Bayat, Suripto, 50, mengatakan TA yang tinggal di Kecamatan Bayat bersekolah di salah satu SMK di Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul.
TA menjadi salah satu anggota Paskibra di Gunungkidul. Sebelumnya, TA masih mengikuti latihan dan pulang ke rumahnya di Kecamatan Bayat, Klaten, pada Rabu (9/8/2023) sore.
Remaja putri itu sempat dolan dan makan bareng dengan temannya kemudian pulang. Sekitar pukul 18.00 WIB, TA merasa pusing dan tak sadarkan diri. Ia kemudian dilarikan ke Puskesmas Bayat, Klaten, sekitar pukul 18.30 WIB. Jarak rumah TA dengan puskesmas sekitar 1 km.
“Sampai di sana [puskesmas] tidak ada dokter. Ada dua bidan yang jaga di sana. Saat mau dibawa ke rumah sakit, di sana tidak ada sopir ambulans, makanya kami harus mencari ambulans dulu,” kata Suripto yang juga seorang sukarelawan seusai audiensi, Kamis.
Saat jeda waktu itu untuk mencari ambulans itulah, lanjut Suripto, bidan menyatakan pelajar putri tersebut meninggal dunia. “Harusnya yang menyatakan meninggal dunia itu seorang dokter,” ujar Suripto.
BACA JUGA: Jokowi Sebut Pemerintah Pertimbangkan Hapus Zonasi dalam PPDB
Keluhan terkait dengan pelayanan di Puskesmas Bayat, Klaten, disebut bukan kali ini saja. Sebelumnya, Suripto sering menerima keluhan terkait dengan pelayanan puskesmas tersebut. “Setiap kali mau merujuk, keluarga pasien diminta mencari ambulans sendiri. Intinya, tulisan 24 jam di sana itu fungsinya apa?” jelas Suripto.
Suripto dan perwakilan warga lainnya menuntut perbaikan pelayanan di Puskesmas Bayat. Salah satu tuntutan yakni selalu disiagakan dokter serta sopir ambulans di puskesmas yang membuka pelayanan 24 jam itu.
“Pada pertemuan tadi [kemarin] kami hanya ingin ada pembenahan. Kami beri waktu sebulan [agar ada perbaikan pelayanan di puskesmas]. Kalau tidak ada perbaikan, kami akan mengerahkan unjuk rasa ke puskesmas kemudian dilanjut ke kabupaten,” kata dia.
Plh Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan Puskesmas Bayat merupakan puskesmas yang membuka pelayanan 24 jam.
“Ada kesepakatan karena [Puskesmas] Bayat buka 24 jam, diharapkan ambulans stand by. Karena memang sopirnya satu orang. Waktu kemarin sopirnya sakit. Sekarang disepakati bagi yang bisa nyopir, bisa memanfaatkan ambulans itu,” kata Anggit.
Anggit menjelaskan poin lain dari pertemuan tersebut yakni setiap kali sif ada dokter jaga. “Akhirnya di sana ada dokter yang internship, sudah dilakukan sif jaga oleh dokter internship,” jelas Anggit.
Anggit menjelaskan hasil diskusi itu menjadi bahan evaluasi perbaikan pelayanan puskesmas. Poin kesepakatan itu nantinya juga bakal berlaku di semua puskesmas di Klaten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Musim Hujan Tiba, Masyarakat Diminta Waspada Ancaman Demam Berdarah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tutup Tahun Kian Dekat, Pemkot Jogja Kebut Pembangunan di Sejumlah Titik Ini
- 6 Bulan, Penduduk Sleman Bertambah Ribuan Jiwa
- 2 Motor Adu Banteng, Remaja asal Gunungkidul Alami Luka-Luka
- Oplos Gas Melon Jadi Gas 12 Kg, Dua Pria di Gamping Ditangkap Polisi
- Progres Pembangunan Jogja Planning Gallery, Pemda Sebut Masih Lakukan Kajian HIA
Advertisement
Advertisement