Advertisement
Mangkrak Sejak 2020, Pembangunan RSUD Ngoro-oro Belum Juga Jelas

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul berencana membangun rumah sakit tipe D di sisi utara. Meski demikian, proyek ini belum bisa terealisasi karena pembangunan yang dimulai di 2019 masih berhenti hingga sekarang.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan ada program peningkatan kualitas layanan kesehatan di sisi utara Gunungkidul. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas layanan di Puskesmas Ngoro-oro di Kapanewon Patuk menjadi rumah sakit tipe D.
Advertisement
Pembangunan tahap I sudah dilaksanakan pada 2019 lalu dengan alokasi sebesar Rp4,7 miliar. Namun, setelah itu pembangunan belum juga dilanjutkan karena dampak dari pandemi Covid-19. “Hingga sekarang belum dilanjutkan,” kata Dewi, Kamis (10/8/2023).
Menurut dia, untuk pembangunan sepenuhnya ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, selaku Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis yang menanangani masalah insfrastruktur. “Kami hanya menggunakan saja kalau sudah jadi,” katanya.
BACA JUGA: 6 Proyek Rusun KPBU Senilai Rp34,03 Triliun di 2023
Disinggung soal selesainya jalan alternatif Gunungkidul-Sleman di akhir tahun, Dewi tidak menampik lokasi calon RSUD, yang sekarang masih berstatus puskesmas menjadi sangat strategis. Hal ini tak lepas dari jarak yang sangat dekat dengan jalan raya tersebut. “Tentunya kami berharap bisa segera diselesaikan karena sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat sekitar,” katanya.
Kepala Bidang Cipta Karya, DPUPRKP Gunungkidul, Nanang Irawanto mengatakan, tahun ini belum ada anggaran untuk menyelesaikan pembangunan rumah sakit tipe D di Kalurahan Ngoro-oro, Patuk. Sejak adanya pandemic di 2022, praktis pembangunan berhenti hingga sekarang. “Baru tahap I pembangunannya, tetapi berhenti karena pandemi,” kata dia.
Nanang menjelaskan, sesuai dengan detail engineering design (DED) yang disusun, rumah sakit ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama sudah dibangun, tetapi lanjutannya masih menunggu karena kemampuan keuangan daerah yang masih terbatas. “Hingga sekarang belum ada anggaran untuk melanjutkan. Jadi, kami belum bisa memastikan kapan selesainya,” kata Nanang.
Menurut dia, untuk bisa beroperasi, RSUD Ngoro-oro juga membutuhkan dukungan fasilitas kesehatan lainnya. Hanya saja, pihaknya hanya bertanggungjawab mengenai pembangunan gedung, sedangkan untuk yang lain menjadi kewenangan dinas kesehatan.
“Memang butuh biaya besar karena selain gedung juga harus melengkapi berbagai fasilitas bersama dengan sumber daya manusianya. Jadi, untuk sekarang belum dilanjutkan pembangunannya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Gempa Bumi Magnitudo 2-2,7 Guncang Wilayah Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul pada Kamis Pagi Ini
- Petani di Bantul Kesulitan Produksi Garam, Ini Penyebabnya
- Keputusan MK 135 Belum Jadi Solusi Persoalan Demokrasi Elektoral
- Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan
- Ubah Sampah Menjadi Energi Alternatif, Solusi Bangun Indonesia dan dan Got Bag Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Teluk Awur Jepara
Advertisement
Advertisement