Advertisement
Dalam Dua Pekan, 8 Kambing di Tepus Gunungkidul Mati Diserang Hewan Liar
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sedikitnya delapan ekor kambing milik warga di Kalurahan Purwodadi, Tepus mati diserang hewan liar. Untuk mengurangi risiko serangan, pemerintah kalurahan meminta ternak yang dipelihara di hutan dipindahkan mendekat ke rumah.
Ulu-Ulu Kalurahan Purwodadi, Suroyo mengatakan, memasuki puncak musim kemarau serangan hewan liar terhadap ternak warga yang dipelihara mulai terlihat. Kejadian pertama di tahun ini muncul pada 8 Agustus 2023. Seekor kambing milik Ratim, warga Dusun Ngandong mati digigit hewan liar.
Advertisement
Pasca-kejadian tersebut teror hewan liar terus berlanjut. Kasus terakhir terjadi pada Sabtu (19/8/2023) ada dua ekor kambing milik Kompleh, warga Dusun Cak Bohol mati digigit hewan liar.
Menurut Suroyo didalam rentang waktu 8-19 Agustus serangan terjadi di enam dusun meliputi Ngandong, Cepogo, Ngande-ande, Cak Bohol dan Danggolo. Total ada 11 ekor kambing yang diserang, namun tiga ekor lainnya bisa melarikan diri dari terkaman.
“Jadi yang mati ada delapan kambing,” katanya.
Ia mengungkapkan, kasus serangan hewan liar bukan hal yang baru di Kalurahan Purwodadi. Pasalnya, peristiwa sudah berlangsung lama dan hampir setiap tahun ada serangan.
Suroyo menambahkan, peristiwa serangan banyak terjadi saat musim kemarau. Adapun lokasi berada di hutan atau ladang karena warga sering memelihara ternak jauh dari permukiman sehingga pengawasan saat malam hari berkurang.
“Kami sudah mengimbau agar memindahkan ternak mendekat ke rumah,” katanya.
Suroyo mengakui pemeliharaan ternak di hutan atau ladang sudah menjadisi tradisi. Hal itu dilakukan agar mudah mendapatkan pakan ternak.
“Tapi bahayanya pengawasan berkurang sehingga bisa menjadi sasaran hewan liar. Ciri-cri serangannya sama, yaknin ada luka gigit di bagian perut maupun leher,” katanya.
Lurah Girimulyo, Panggang, Sunu Raharjo mengatakan, wilayahnya menjadi salah satu lokasi yang rawan terjadinya serangan hewan liar. Meski demikian, ia mengakui hingga sekarang belum ada ternak yang menjadi korban serangan.
“Masih aman dan mudah-mudahan tidak ada serangan,” kata Sunu.
Meski demikian, ia meminta kepada warga untuk lebih berhati-hati karena potensi serangan tetap ada. Guna menghindarkan adanya serangan, Sunu meminta kepada warga memindahkan ternak yang dipelihara mendekat ke rumah sehingga pengawasan lebih mudah.
“Banyak ternak dipelihara di landan sehingga ini sangat berisiko. Jadi, kami imbau memindahkannya ke rumah agar lebih mudah diawasi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
MKMK Pertanyakan Keputusan DPR RI Terkait Tata Tertib hingga Punya Kewenangan Mengevaluasi Hakim Konstitusi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jumlah Penumpang KA Bandara YIA Capai 229 Ribu di Januari 2025, Meningkat 11 Persen
- Belum Mendapat Undangan Pelantikan Kepala Daerah, Ini Persiapan Wali Kota Jogja Terpilih Hasto Wardoyo
- Wamenkeu RI Anggito Abimanyu Dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM, Singgung Topik Ekonomi Syariah
- Ditanya Terkait Masalah LPG 3 Kg, Airlangga dan Budiman Sudjatmiko Kompak Sebut Ditangani Bahlil
- Anggaran Makan Bergizi untuk Benahi Infrastruktur Pendidikan, Begini Tanggapan Pemkab Gunungkidul
Advertisement
Advertisement