Advertisement
Petani Sentolo Berharap Harga Jual Bawang Merah Naik, Begini Jawaban Pemkab

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Petani di Kapanewon Sentolo, Kulonprogo berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dapat membantu meningkatkan harga jual bawang merah.
Kapanewon Sentolo memiliki lahan pertanian bawang merah yang mencapai luasan 363 hektar. Dengan luas kawasan tersebut, setidaknya akan ada 6.171 ton bawang merah yang akan dipanen pada Oktober 2023.
Advertisement
Baca Juga: Produksi Pertanian Bawang Merah di Sentolo Dapat Mencapai 6.000 Ton
Salah satu petani bawang merah, Yuliyantoro, berharap agar Pemkab Kulonprogo juga memikirkan harga bawang merah yang saat ini sedang turun. Kata dia, harga bawang merah di tingkat petani berada di kisaran Rp7.000 per kilogram.
“Idealnya untuk BEP di tingkat petani ya Rp12.000. Rantai distribusinya terlalu panjang. Di Pasar saja masih di kisaran Rp35.000. Mungkin Pemkab bisa mengatasinya,” kata Yuliyantoro, Kamis (21/9/2023).
Disinggung mengenai penggunaan pompa listrik, dia mengaku hanya menghabiskan biaya Rp30.000 untuk penyiraman satu hektar lahan bawang merah. Apabila membandingkan dengan penggunaan pompa BBM maka Yuliyantoro dapat memangkas biaya hingga Rp220.000.
Baca Juga: Harga Bawang Merah di Bantul Masih Rendah, Petani Merugi
Di lain pihak, Penjabat (Pj) Bupati Kulonprogo, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan dengan harga bawang merah turun karena banyak daerah yang juga panen bawang. Guna mengatasi turunnya harga bawng merah, Made memberi saran untuk mengolah bawang merah menjadi produk lain.
“Perlu membuat diversifikasi produk. Bawang merah jangan hanya sekadar dijual [mentah]. Perlu dibuat produk lain,” kata Made.
Made menegaskan rendahnya harga bawang merah di tingkat petani disebabkan oleh rantai distribusi yang panjang.
“Di pasar harganya jauh dari yang ada di tingkat petani. Hulu ke hilir jangan sampai panjang [rantai distribusi]. Kami akan mendiskusikan [upaya] agar dari sisi produsen tidak dirugikan dan dari sisi konsumen tidak terlalu tinggi mendapat harganya,” katanya.
Made juga menjelaskan DPP telah melakukan kajian bersama Balai Pertanian untuk memaksimalkan lahan marginal. Selain itu, DPP juga membahas mengenai tanaman yang dapat ditanam di segala musim.
“Perlu mengoptimalkan lahan marginal juga. Perlu memikirkan tanaman tahan kekeringan. Mau kami ada tanaman all season,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
- Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Advertisement