Advertisement

Produksi Pertanian Bawang Merah di Sentolo Dapat Mencapai 6.000 Ton

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 21 September 2023 - 13:27 WIB
Andreas Yuda Pramono
Produksi Pertanian Bawang Merah di Sentolo Dapat Mencapai 6.000 Ton Pj Bupati Kulonprogo, Ni Made Dwipanti Indrayanti sedang meninjau pertanian bawang merah di Bulak Srikayangan pada Kamis (21/9/2023). (Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono)

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kapanewon Sentolo memiliki lahan pertanian bawang merah yang mencapai luasan 363 hektar. Dengan luas kawasan tersebut, setidaknya akan ada 6.171 ton bawang merah yang akan dipanen pada bulan Oktober 2023. 

Ketua Tim Kerja Seksi Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Agus Purwaka, mengatakan lahan pertanian bawang merah seluas 363 hektar khusus pada musim tanam kali ini. 

Advertisement

“Musim tanam sudah Agustus kemarin. Panennya Oktober nanti. Hanya setahun sekali. Rata-rata luas lahan untuk pertanian bawang merah di Sentolo memang 300 sampai 400 hektar. Bahkan tahun 2021 lebih dari 400 hektar,” kata Agus ditemui di Bulak Srikayangan, Kamis (21/9/2023). 

Baca Juga: Bawang Merah Jadi Cara Kalurahan Parangtritis Tingkatkan Kesejahteraan Warga

Agus menambahkan DPP Kulonprogo terus mendukung pertanian bawang merah seperti di Bulak Srikayangan yang menjadi sentra bawang merah. Belum lama ini, DPP memberikan fasilitas untuk lahan seluas sepuluh hektar dengan wujud benih dan pupuk. 

“Di Kalurahan Sukoreno juga ada bantuan untuk lahan seluas tiga hektar [benih dan pupuk],” katanya. 

Dia juga mengatakan sistem pengairan di Bulak Srikayangan telah menggunakan listrik. Penggunaan listrik lebih hemat biaya dibandingkan dengan bahan bakar minyak (BBM) untuk menggerakkan pompa. 

Baca Juga: Harga Bawang Merah di Bantul Masih Rendah, Petani Merugi

Terangnya, dalam satu kali penyiraman untuk lahan seluas 2.000 meter persegi, petani hanya mengeluarkan biaya Rp5.000. Dengan begitu biaya pompa listrik lebih murah dibandingkan BBM. 

“Jaringan listriknya bantuan lewat BKK Kalurahan [Srikayangan]. Pengembangan akan kami lakukan di daerah lain. Kalau di Srikayangan lebih tepat pendampingan. Misal pendampingan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan [OPT],” ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Diduga Beri Gratifikasi Rp100 Juta, Suami Maia Estianty Terseret Kasus Kepala Bea Cukai Yogyakarta

News
| Rabu, 15 Mei 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement