Advertisement

Towilfiets di Kulonprogo Jadi Lokasi Transit Wisata Favorit Orang Eropa

Andreas Yuda Pramono
Sabtu, 30 September 2023 - 15:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Towilfiets di Kulonprogo Jadi Lokasi Transit Wisata Favorit Orang Eropa Muntowil sedang menunjukkan beberapa sepeda onthel yang biasa dia gunakan untuk membawa wisatawan Eropa berkeliling Kalurahan Banguncipto di rumahnya, Selasa (26/9/2023). Andreas Yuda Pramono - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kalurahan Bantar, Sentolo, Kabupaten Kulonprogo memiliki sebuah tempat unik dengan bangunan kuno dan ratusan sepeda onthel yang terparkir rapi. Beberapa sudut tempat tersebut juga terdapat televisi produksi tahun 1990-an yang ditumpuk.

Bagian paling depan tempat tersebut merupakan joglo sederhana yang material utamanya dari kayu dengan jenis yang berbeda-beda seperti kayu kelapa atau glugu, jati, sampai nangka. Pada bagian tertentu kayu-kayu tersebut terdapat lubang persegi dengan bermacam ukuran.

Advertisement

Di muka joglo tergantung papan kayu dengan tulisan Towilfiets. Kesan kuno semakin kuat dengan keberadaan sumur dengan alat timba lengkap yang berdiri rapuh di samping joglo.

BACA JUGA: Punya Gedung Unik, Pabrik Pengolahan Limbah Ini Banyak Dikunjungi Wisatawan

“Material joglo ini memang hasil bongkaran rumah lama. Memang saya gunakan lagi. Soalnya sayang kalau dibuang. Saya sendiri tipe orang yang tidak tega menebang pohon hanya digunakan untuk bangunan,” kata Towil ditemui di rumahnya, Selasa (26/9/2023).

Muntowil yang biasa disapa Towil merupakan pria kelahiran Boyolali. Dia adalah pria yang mendirikan Towilfiets, sebuah layanan wisata bersepeda di wilayah Bantar. Sepeda yang dipakai merupakan sepeda onthel.

Rute bersepeda tersebut bermacam-macam. Namun pada prinsipnya para wisatawan akan diajak untuk melihat potensi lokal yang ada seperti produksi tempe sampai tenun stagen. Di tiap perhentian, Towil bersama pemandu lain akan menjelaskan potensi-potensi lokal tersebut.

“Pohon pisang itu semua bagiannya bisa dimanfaatkan. Daunnya bisa dipakai untuk pembungkus tempe atau lainnya, gedebog pisang bisa untuk njejer wayang,” katanya.

Wisatawan sering menjadikan Towilfiets sebagai tempat transit sebelum mengunjungi destinasi lain di DIY. Kata Towil, wisatawan yang datang ke tempatnya 95% merupakan orang Eropa. Per bulan sekitar 250 wisatawan Eropa mengunjungi Towilfiets.

“Memang banyak wisatawan Eropa yang ke sini. Teman-teman saya banyak orang luar. Tahun 2007, Towilfiets sudah dikenal di Eropa. Tahun 2008, tamu-tamu mulai berdatangan,” ucapnya.

Towil menceritakan alasan dirinya memilih sepeda onthel dan bersepeda sebagai layanan utama wisata yang dia tawarkan. Ketika dia masih menjadi pengrajin dan eksportir produk kerajinan sekitar tahun 2000 dan di tengah desakan tenggat waktu pesanan, Towil merasa perlu ada jeda untuk bersantai. Jeda tersebut dia gunakan untuk bersepeda yang merupakan hobinya.

Tidak ingin selalu dikejar tenggat waktu, Towil memutuskan untuk menutup usahanya sebagai pengrajin dan eksportir produk kerajinan. Dia memanfaatkan hobinya untuk membuat layanan wisata. Tamu yang datang merupakan wisatawan Eropa yang datang ke Indonesia melalui agen. Agen inilah yang memasukkan Towilfiets dalam paket wisata. “Ada delapan agen besar di Eropa yang memasukkan Towilfiets sebagai destinasi,” lanjutnya.

Lebih jauh, Towil menceritakan dia ingin membangun nuansa kebersamaan di Towilfiets. Oleh sebab itu, wisatawan akan dibawa untuk berinteraksi dengan warga sekitar dengan kegiatan sehari-harinya. Selain dari sisi wisatawan, Towil membangun kebersamaan dengan beberapa warga yang ikut menjadi pekerja paruh waktu. Dapat mempekerjakan warga sekitar menjadi hal mewah dan penting bagi Towil.

“Ada delapan guide yang kebanyakan warga Bantar. Total pekerja di Towilfiets lima belas orang. Paruh waktu semua,” terangnya.

Dijelaskan Towil, wisatawan Eropa yang ingin menjajal layanan wisata Towilfiets perlu merogoh kocek Rp350.000 per orang. Apabila ingin memasukkan paket makan maka akan ada tambahan biaya sebesar Rp150.000 per orang.

Makanan dan minuman yang disajikan merupakan buatan istri Towil yang khas perdesaan. Towil tidak ingin menyediakan wine kendati beberapa wisatawan Eropa memintanya. Menurut dia, Towilfiets fokus pada pengenalan budaya ketimuran utamanya yang ada di Kabupaten Kulonprogo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jokowi Sebut Ada 29 Perusahaan Singapura Berinvestasi di IKN

News
| Senin, 29 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement