Pemkab Bantul Minta UMKM Tak Takut Ajukan Pinjaman ke Bank
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bantul dihadapkan pada tantangan permodalan dan pemasaran. Pemkab Bantul mendorong agar UMKM bisa mengakses pinjaman bank.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Bantul, Agus Sulistiyana, menjelaskan modal masih menjadi salah satu permasalahan yang membuat UMKM di Bantul tidak maksimal berkembang. “Permasalahan pertama modal,” ujarnya, Selasa (3/10/2023).
Advertisement
Pemkab mendorong UMKM agar mau mengakses pinjaman bank dengan mekanisme Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurutnya, banyak UMKM yang tidak berani mengakses KUR. “Hanya masalah keberanian saja. Makanya kami dorong, dekatkan dengan perbankan,” katanya.
BACA JUGA : UMKM Kian Sulit Akses Kredit dari Bank, Ternyata Ini Penyebabnya
Ia mengingatkan pelaku UMKM untuk tidak perlu khawatir dengan bunga yang perlu ditanggung, karena tidak akan memberatkan. “Sekarang KUR itu sangat murah. KUR itu hanya 0,2 persen artinya jika Rp10 juta, hanya Rp2.000 per bulan,” katanya.
Melalui akses KUR, UMKM di Bantul bisa semakin berkembang karena dapat meningkatkan produktivitas maupun kualitasnya. “Bagi UMKM ini kesempatan. Makanya kami dorong, fasilitasi ke sana,” paparnya.
Kemudian permasalahan kedua yakni pemasaran, terutama bagi UMKM yang masih menggantungkan pemasaran pada pemasaran konvensional atau offline. “Kita bisa lihat pasar Tanah Abang kolabs, pasar Klewer juga demikian, mall dijual. Ini pertanda bahwa persaingan dengan dunia luar [secara digital] sangat ketat,” ungkapnya.
Ia mencontohkan di Tiktok Shop, ada baju yang dijual Rp100 ribu dapat lima. Baju tersebut merupakan impor dari China, di mana biaya produksinya lebih murah dibanding di Indonesia. “Di sana sistem negaranya pajak retribusi tidak seperti Indonesia. Di sana murah biaya produksinya,” katanya.
Dengan biaya produksi yang lebih mahal, ia mendorong agar UMKM dalam negeri khususnya Bantul untuk dapat bersaing dari sisi kualitas. “Dengan biaya produksi yang memang harus dilakukan karena dalam sistem dan regulasi, maka harus dikuatkan dari sisi kualitas,” kata dia.
BACA JUGA : Grebeg UMKM 2023 Bertekad Wujudkan DIY Jadi Episentrum UMKM Global
Kualitas ini perlu ditingkatkan karena ketika memasuki dunia digital, saingan UMKM produk dari seluruh dunia dalam sistem pasar bebas. “Jadi ketika akan mendigitalkan produknya, akan menjual keluar, produknya harus berkualitas,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement