Advertisement

Promo November

Penambangan Ilegal di Sungai Progo Merajalela, Waspadai Turunnya Air Tanah hingga Longsor

Lugas Subarkah
Jum'at, 13 Oktober 2023 - 20:37 WIB
Arief Junianto
Penambangan Ilegal di Sungai Progo Merajalela, Waspadai Turunnya Air Tanah hingga Longsor Ilustrasi demo penambangan Sungai Progo. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Penambangan ilegal di sungai Progo terutama wilayah Bantul masih marak terjadi hingga hari ini. Jika tidak ada tindakan tegas, sejumlah dampak lingkungan yang selama ini sudah muncul akan semakin parah.

Koordinator Program Studi Magister Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno, menjelaskan dampak paling dekat dengan penambangan yakni potensi longsor. “Tambang di sungai menyebabkan turunnya muka air tanah, meluaskan sungai dan meluasnya zona rawan longsor di sekitar tambang,” ujarnya, Jumat (13/10/2023).

Advertisement

Kemudian dampak selanjutnya yakni abrasi di pantai selatan DIY, yang selama ini juga sudah mulai terlihat. “Abrasi terjadi karena supplai material pasir ke pantai tidak ada lagi, sehingga tidak ada penambahan daratan pantai dan gumuk pasir,” katanya.

Dia melihat selama ini abrasi sudah terjadi di sepanjang pantai berpasir dari Parangtritis hingga wilayah Purworejo. “Jika tidak dihentikan, ke depan abrasi semakin menguat dan meluas, muka air tanah semakin dalam dan lahan kesulitan mencukupi air,” ungkapnya.

BACA JUGA: Tambang Ilegal Marak di Kali Progo, Pemerintah Diminta Turun Tangan

ntuk mengatasi hal tersebut diperlukan moratorium tambang dari hulu hingga hilir, yakni sepanjang sungai dari lereng Gunung Merapi hingga mendekati pantai. “Moratorium tambang dari hulu ke hilir harus dilakukan. Bagian hulu sudah dilakukan, tinggal yang hilir,” paparnya.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, yang melakukan kajian pada 2022, kondisi pantai selatan Bantul mengalami abrasi sebesar 2,5 meter per tahun. Abrasi akan semakin parah jika tidak ada tindakan tegas terkait penambangan.

Sementara itu, Ketua Kelompok Penambang Progo (KPP), Yunianto, menuturkan untuk wilayah Bantul yang banyak penambang ilegalnya ada di wilayah Pajangan-Srandakan. “Akan timbul kerusakan lingkungan dampak dari penambangan. Seharusnya semua pemangku kebijakan di Jogja segera menghentikan penambangan ilegal di sungai Progo,” ungkapnya.

Selain dampak lingkungan, maraknya penambangan ilegal juga merusak infrastruktur terutama jalan yang dilalui truk tambang. “Bisa dilihat jalan raya depan Polsek Srandakan ke selatan rusak parah akibat tamgang ilegal,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement