Produksi Jagung dan Kacang Tanah di Bantul Diprediksi Melimpah di Akhir Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul memperkirakan akan terjadi peningkatan produksi komoditas kacang tanah dan jagung akhir tahun 2023. Hal ini seiring dengan tingginya tanaman palawija di musim kemarau saat ini.
Kepala DKPP Kabupaten Bantul, Joko Waluyo menyampaikan adanya El Nino menyebabkan sebagian petani di Kabupaten Bantul beralih dari menanam padi ke palawija, khususnya komoditas kacang tanah dan jagung yang mengalami peningkatan signifikan.
Advertisement
“Petani banyak beralih dari padi ke palawija, yang paling banyak di kacang tanah, sebagian jagung. Luas tanam kacang tanah mencapai 2 ribu hektar lebih sedikit [luas tanam kacang tanah tahun 2023], melebihi 300 persen peningkatannya dibandingkan tahun lalu,” katanya melalui telepon, Kams (19/10/2023).
Berdasarkan data DKPP Kabupaten Bantul realisasi luas panen tanaman pangan untuk komoditas kacang tanah pada tahun 2022 mencapai 1.244,70 hektar, sementara tahun 2023 diperkirakan mengalami peningkatan hingga mencapai 2.792,95 hektar. Kemudian realisasi luas panen tanaman jagung tahun 2022 mencapai 3.194,32 hektar, sementara diperkirakan tahun 2023 mengalami peningkatan mencapai 3.218,70 hektar.
Sementara untuk realisasi luas panen tanaman padi tahun 2022 mencapai 30.336,94 hektar, kemudian tahun 2023 diperkirakan mengalami penurunan hingga mencapai 28.854,35 hektar.
Menurut Joko perkiraan peningkatan luas tanam kacang tanah dan jagung akan menyebabkan peningkatan jumlah produksi kedua komoditas tersebut.
“Karena luas tanamnya bertambah. Yang biasa ditanami padi, karena tidak ada air, dia beralih ke tanaman palawija, yang paling banyak kacang tanah” katanya.
Meski begitu, Joko belum dapat memastikan berapa perkiraan total produksi kacang tanah dan jagung di Kabupaten Bantul tahun ini. Menurutnya perhitungan tersebut akan dipengaruhi dengan awal musim hujan yang akan terjadi di wilayah Bantul.
“Peningkatannya [produksi tanaman kacang tanah dan jagung] ini nanti, masih ada penambahan luas tanam, lihat hujannya kapan. Kami belum bisa menganalisa, kita belum tahun hujannya kapan, hujannya langsung atau kiriman itu akan mempengaruhi pola tanam,” katanya.
BACA JUGA: Bantul Panen Raya Jagung, Produktivitas di Lahan ini Tembus 10 Ton
Joko pun menyambut baik sebagian petani yang mulai beralih menanam palawija selama musim kemarau ini.
“tu malah petani kreatif daripada tanah tidak dimanfaatkan, kita tidak harus menanam padi, karena padi butuh air banyak. Kami kesulitan air. Itu memang saran dari dinas [DKPP],” katanya.
Menurut Joko, tanaman kacang tanah dan jagung banyak dipilih petani karena kedua tanaman tersebut tidak membutuhkan banyak air.
“[Alasan peralihan kedua komoditas tersebut] Pertama harga kacang tanah bagus, produktivitas lebih bagus daripada kedelai, juga tidak butuh banyak air dibandingkan dengan tanaman padi. Jagung banyak kemitraan, untuk pakan ternak,” katanya.
Menurut Joko hasil produksi kacang tanah selama ini dipasok untuk kebutuhan industri kecil seperti usaha produksi rempeyek dan bumbu pecel Kabupaten Bantul dan sebagian DIY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Program WASH Permudah Akses Air Warga Giricahyo
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Jumat 22 November 2024: Di Kantor Kelurahan Godean
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement