Advertisement

Gelaran Jogja Batik Carnival 2023 di Tebing Breksi Semakin Memukau

Media Digital
Sabtu, 21 Oktober 2023 - 14:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Gelaran Jogja Batik Carnival 2023 di Tebing Breksi Semakin Memukau Penampilan peserta Jogja Batik Carnival 2023 di Tebing Breksi, Jumat (20/10/2023). Abdul Hamid Razak - Harian Jogja

Advertisement

JOGJA—Untuk kesekian kalinya, Jogja Batik Carnival (JBC) kembali digelar tahun ini. Even tahunan JBC 2023 digelar di Taman Wisata Tebing Breksi, Jumat (20/10/2023).

Perhelatan ini digelar Dinas Pariwisata DIY bekerjasama dengan Paguyuban Karnaval Jogja Istimewa. Even tersebut merupakan rangkaian kegiatan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2023 dan juga untuk memperingati hari batik nasional.

Advertisement

Even tersebut diikuti oleh 15 paguyuban karnaval di DIY dan sekitarnya. Para peserta menampilkan masing-masing karyanya di panggung pentas secara bergantian diawali dengan penampilan Komunitas Seni Sajiwa yang membawakan tarian batik.

Kemudian dilanjutkan dengan penampilan peserta JBC yang membawa karya busana fantasinya. Mereka yang unjuk kreasi di antaranya Nawasena Carnival Syndicate, Rossynesia, Elok Fashion Carnival Brebes.

BACA JUGA: Senam Massal dan Parade Batik Menandai Dimulainya Gebyar Batik Sleman 2023

Ada pula penampilan dari Wiwiek Poenk Art Flashion, Bahuwarna Karnaval, Ragam Rupa, Plumeria, SSRNB FAMILIA, Tim Karnaval SMKN 1 Saptosari, Kapita IQ, Seven A+, Rawikara Fashion Carnival serta Mbarang Wirang.

Selain itu, artis cilik dari Kasongan Bantul, Azza Koto ikut memeriahkan even JBC kali ini bersama Marching Band Gema Taruna Bhumi dan Marching Band STPN. Semakin meriah dengan hadirnya bintang tamu Heritage Carnival Jawa Tengah dan Wonderfull Solo Carnival.

Kepala Dinas Pariwsata DIY, Singgih Raharjo mengatakan pelaksanaan JBC 2023 mengangkat tema Hangreksa Cinandra yang artinya Hangreksa menjaga dan menghargai sementara Cinandra merujuk kepada pengibaratan hal-hal indah.

"Carnival itu kan mengambil konsep karnaval yang memukau, glamour yang dipertunjukkan dengan didukung venue yang unik bernuansa alam di Tebing Breksi ini," ungkap Singgih di sela kegiatan.

Gelaran JBC, lanjut Singgih, merupakan bentuk kebanggaan dari masyarakat Jogja terhadap batik yang menjadi warisan budaya tak beda dunia oleh UNESCO. Kelima belas paguyuban carnival yang ikut JBC 2023 menampilkan busana yang ada unsur batiknya.

"Kita harus bangga dan menghargai batik itu sendiri. Batik sangat fleksibel digunakan termasuk di carnival ini. JBC juga mendorong kreativitas para pekerja seni," katanya.

Kegiatan JBC 2023 digelar di destinasi wisata sebagai bentuk mengelaborasi karnaval batik dengan pertunjukan. Ajang ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang bertamasya ke Tebing Breksi.

Hal itu akan membuat JBC menjadi pertunjukan yang bisa menjadi suatu pembeda di ranah fashion carnival. Belum lagi, kata Singgih, komponen-komponen UMKM mendukung kegiatan tersebut.

"Wisatawan yang datang saya lihat juga cukup antusias menyaksikan JBC ini. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi pemicu seluruh pihak untuk tetap bangga dan menghargai batik," kata Singgih.

Dijelaskan Singgih, even JBC ke depan diharapkan tidak hanya menjadi even berkelas nasional tetapi juga internasional. Alasannya, kelompok pegiat carnival di DIY berlimpah, bahan mudah dan banyak sehingga diharapkan JBC terus menumbuhkan pegiat carnival.

"Jika ini nanti menjadi even internasional maka akan banyak mendorong wisatawan mancanegara yang datang. Oleh karenanya, kreatifitas para pegiat karnaval harus terus diasah san dikembangkan," katanya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Tri Saktiana mewakili Gubernur DIY sekaligus membuka kegiatan JBC mengingatkan tujuan batik menjadi warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO. "Di balik batik itu ada apa? Ada makna di balik pembuatan batik. Seperti proses pembuatan batik yang dilakukan dengan perintang warna. Itu yang dimaksud oleh UNESCO," katanya.

Dia menyontohkan batik angka delapan atau gebek renteng dari Kulonprogo. Angka delapan sebagai batik Hasto Broto bermakna delapan sifat alam yang mulia. Mulai sifat matahari yang memberikan energi, bulan menerangi kegelapan dan bintang sebagai kompas.

Selain itu, sifat angin yang memberikan kesejukan, sifat air yang menyejukkan, sifat tanah yang menyuburkan, sifat samudra yang sabar dan sifat api yang membakar semangat. "Seperti itu maknanya. Oleh karenanya, kami memberikan apresiasi dengan dilaksanakannya JBC ini. Apalagi kota Jogja menjadi pusat batik dunia," katanya.

Dia berharap perlehatan JBC ke depan terus berkembanh sehingga pelaksanaanya harus dimanage dan dikelola dengan baik. "Seperti Tebing Breksi ini, dulu tempat ini hanya tambang namun setelah dikelola dengan baik menjadi destinasi wisata yang memberikan nilai tambah bagi masyarakatnya," ujar Saktiana. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Operasional KRL Jogja Solo Ditambah Jadi 30 Perjalanan

News
| Kamis, 09 Mei 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga

Wisata
| Senin, 06 Mei 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement