Petani Kulonprogo Ekspor Ubi Kayu ke Korea dan Malaysia
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Kelompok Tani Sumber Rejeki di Kalurahan Banjarsari, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulonrogo panen raya ubi kayu seluas 16 hektare. Hasil panen ini dikirim ke beberapa daerah di pulau Jawa bahkan ekspor ke Korea hingga Malaysia
Lurah Banjarsari Muhyadi di Kulonprogo mengatakan budidaya ubi kayu merupakan salah satu upaya meningkatkan perekonomian dan pertumbuhan ekonomi dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan milik PT Madukismo yang tidak digunakan dengan luas total sekitar 16 hektare.
Advertisement
"Kami berupaya desa kami bergerak dari desa berkembang ke maju, ini perlu upaya luar biasa, berjibaku untuk menuju ke mandiri, harus bekerja mengintegrasikan dengan urusan niaga," kata Muhyadi, Rabu (1/11/2023)
Ia mengatakan panen awal ubi kayu ini memberi manfaat bagi masyarakat baik sebagai lahan bekerja dan bisa dijual dan diekspor. Selain itu, ketela sebagai bahan pakan ternak yang juga mampu menumbuhkan ekonomi di sektor peternakan.
Satu hektare lahan estimasi bisa menghasilkan 50-60 ton per tahun. Adapun untuk pangsa pasar, bekerja sama dengan pabrik pengolahan keripik singkong di Magelang dengan kuota per hari 4 - 4,5 ton. Sedang untuk kuota ekspor mampu menyumbang 2-3 ton ke pasar Korea dan Malaysia, dan sisanya pangsa pasar lokal jawa.
"Kami optimistis ladang ubi kayu seluas 10 hektare ini mampu meningkatkan pendapatan petani di Banjarasri," kata Muhyadi.
BACA JUGA:Â Kemampuan Petani Kulonprogo Memproduksi Pupuk Organik Ditingkatkan
Sementara itu, Penjabat Bupati Kulonprogo Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan penanam ubi kayu ini selaras dengan program kemandirian dan kedaulatan pangan, yang sudah selayaknya terus digaungkan budidaya pangan lokal sebagai upaya diversifikasi pangan.
Menurut dia, ubi kayu patut diberikan perhatian lebih karena memiliki prospek yang bagus. Ubi kayu gampang dibudidayakan, tidak memerlukan lahan yang spesifik dan bahkan bisa ditanam di pekarangan rumah.
"Kami kira perawatannya juga lebih mudah dari pada komoditas pangan lainnya," kata Ni Made.
Menurut Ni Made, tidak bisa di pungkiri pengembangan ubi kayu memiliki beberapa tantangan seperti terbatasnya bibit unggul bersertifikat, kondisi harga, umur panen panjang, produktivitas yang perlu untuk ditingkatkan dan penanganan pascapanen.
Ia mengatakan ubi kayu akan bisa menjadi komoditas primadona asalkan dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik tersebut dimulai sejak pemilihan bibit hingga penanganan pascapanen.
"Kami meminta Dinas Pertanian harus terus mendorong para petani lokal untuk bisa meningkatkan produktivitas ubi kayu, salah satunya dengan pemilihan varietas yang unggul dan pemupukan tanaman secara tepat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Jumat 22 November 2024: Di Kantor Kelurahan Godean
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Jumat 22 November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 22 November 2024: DIY Hujan Ringan Siang hingga Malam
Advertisement
Advertisement