Menghadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi, Ini yang Dilakukan BPBD Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyatakan telah bersiap menghadapi adanya potensi bencana hidrometeorologi seiring masuknya musim penghujan. kesiapan ini tidak hanya mencakup kelembagaan, anggaran, namun juga personel.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan mengatakan, meski belum sepenuhnya memasuki musim penghujan, namun jawatannya telah siap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.
Advertisement
Saat ini unit operasional di kapanewon, dan dan unit pelaksana di tingkat kelurahan telah siap dan siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi selama musim hujan. Saat ini personel dan anggaran juga telah siap menghadapi kemungkinan potensi bencana tersebut. Dari segi personel, ada personel BPBD dan personel dari Forum Relawan Penanggulangan Bencana Sleman yang siap turun ketika ada bencana.
"Anggaran juga tidak ada masalah. Karena jika nanti tidak mencukupi ada anggaran tak terduga yang bisa kami optimalkan," kata Makwan, Senin (6/11/2023).
Diakui Makwan, secara geografis, Bumi Sembada memang rawan mengalami bencana, termasuk bencana hidrometeorologi selama musim hujan. Kerawanan itu tidak hanya mencakup angin kencang, tapi juga tanah longsor dan pohon tumbang. Selain itu ada potensi aliran sungai meluap, genangan, dan banjir. "Untuk itu kami meminta masyarakat untuk waspada cuaca ekstrem dari musim kemarau ke musim hujan," katanya.
BACA JUGA: Bantul Tambah 6 Pasien Baru Sifilis di 2023, Ini Imbauan Dinkes
Untuk potensi tanah longsor, Makwan menyebut tidak hanya terjadi di Prambanan, namun juga perbukitan di kawasan utara Sleman. Sejauh ini alat deteksi dini tanah longsor telah terpasang dan siap dioptimalkan. Sedangkan potensi sungai meluap, genangan dan banjir juga kemungkinan bisa terjadi di berbagai lokasi di Sleman.
"Karena banyak yang memanfaatkan sepadan sungai untuk beraktivitas. Untuk itu kami ingatkan kepada mereka, agar mewaspadai potensi tersebut. Utamanya yang berada di dekat tebing sungai," kata Makwan.
Untuk potensi angin kencang, Makwan menyebut tidak hanya berpotensi terjadi di Mlati, tapi juga daerah lainnya, seperti Prambanan dan sejumlah kapanewon di Sleman.
"Merata. Karena semua pernah mengalaminya. Untuk itu kami minta mereka waspada. Utamanya yang atapnya terbuat dari seng dan galvalum. Kami minta mereka untuk memperkuat atap mereka," harap Makwan.
Selain itu, Makwan juga meminta kepada masyarakat melakukan langkah kesiapsiagaan, paling tidak sekarang sudah mulai memeriksa lingkungan rumah dan sekitarnya. Makwan juga menyarankan warga memangkas ranting dan dahan pohon yang sudah rapuh di sekitar lingkungan rumah.
"Jika pohon [milik] pribadi bisa dilakukan pemangkasan sendiri, tetapi kalau pohon perindang jalan maka bisa minta bantuan Dinas Lingkungan Hidup Sleman," katanya.
Selain itu, Makwan meminta warga memeriksa kondisi saluran air dan memastikan saluran-saluran air berfungsi baik. Jika ada sampah yang bisa menyumbat aliran, Makwan meminta warga untuk segera dibersihkan agar tidak menimbulkan genangan. "Kami juga minta ke masyarakat jika ada angin kencang, masyarakat sebaiknya berhenti dan berlindung di tempat yang aman," ungkap Makwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hadapi Tantangan Kesehatan, Ini yang Dilakukan IDI Kabupaten Lombok Tengah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kenalkan! Kon Eling Si Molin, Layanan Konseling Psikologi secara Keliling untuk Perempuan dan Anak di Sleman
- Pilkada 2024, KPU Sleman Targetkan Partisipasi Pemilih 77%
- Komunitas Mobil Patah Hati: Mengangkut Jiwa-jiwa yang Pernah Kecewa
- Afnan-Singgih Pilih Santai Bersama Mas Marrel di Masa Tenang Pilkada Jogja
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Rabu 27 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan dan Stasiun Maguwo
Advertisement
Advertisement