Advertisement

Promo November

Angka Kematian Bayi di Kulonprogo Tahun 2023 Mencapai 33 Kasus

Andreas Yuda Pramono
Rabu, 29 November 2023 - 16:57 WIB
Mediani Dyah Natalia
Angka Kematian Bayi di Kulonprogo Tahun 2023 Mencapai 33 Kasus Bayi - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo menyatakan ada 33 bayi meninggal sampai November 2023. Angka kematian bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.

Apabila melihat di situs Bappeda DIY, angka kematian bayi dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan. Di Kulonprogo pada 2018 ada 43 bayi meninggal, 2019 ada 47 bayi,2020 ada 38 bayi, kemudian 2021 ada 54 bayi, dan 2022 ada 44 bayi.

Advertisement

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kulonprogo, Rina Nuryati mengatakan beberapa penyebab kematian bayi antara lain berat badan lahir rendah, prematur, infeksi paru, kelainan bawaan, dan kejang.

“Ada beberapa penyebab kematian bayi seperti berat badan lahir rendah [BBLR], infeksi paru, sampai prematur. BBLR mengacu pada berat badan bayi 1500–2499 gram dan dapat diakibatkan oleh gizi ibu yang kurang,” kata Rina dihubungi, Rabu (29/11/2023).

Baca Juga:

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Gunungkidul Masih Tinggi, Begini Cara Pencegahannya

Diare Jadi Penyebab Kematian Balita, Peneliti UGM Kembangkan Vaksin

Indonesia Tak Kena Resesi Seks! Angka Kelahiran Tembus 2,18 Persen

Rina menambahkan sampai saat ini Dinkes Kulonprogo telah mengintervensi dalam menurunkan AKB seperti ante natal care (ANC) terpadu, pemberian makanan tambahan (PMT) ibu hamil, kelas ibu, dan bimbingan dokter anak ke Puskesmas.

Di lain pihak, Direktur RSUD Wates, Eko Budiarto mengatakan salah satu program yang dimiliki RSUD Wates untuk menurunkan angka kematian bayi adalah pemberian asupan gizi seimbang kepada bayi yang sedang dirawat.

“Salah satu program dari banyak program penurunan AKB di RSUD Wates yaitu semua bayi yang dirawat di RSUD secara langsung dapat asupan gizi seimbang apapun sebab dirawat apapun sakitnya dan juga untuk kasus stunting yang dirawat/dirujuk ke RSUD,” kata Eko.

Eko menambahkan selain program tersebut masih ada audit maternal perinatal (AMP) guna mencegah atau meminimalkan AKB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pakar Hukum Sebut Penegak Hukum Harus Kejar hingga Tuntas Pejabat yang Terlibat Judi Online

News
| Kamis, 21 November 2024, 19:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement