Advertisement

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Gunungkidul Masih Tinggi, Begini Cara Pencegahannya

David Kurniawan
Senin, 19 Juni 2023 - 13:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Angka Kematian Ibu dan Bayi di Gunungkidul Masih Tinggi, Begini Cara Pencegahannya Ilustrasi melahirkan. - Huffington Post

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul terus berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi saat proses kelahiran. Pasalnya, hingga sekarang ada tren kenaikan sejak 2020 lalu.

Data dari Dinas Kesehatan Gunungkidul menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari satu tahun ada 64 kasus di 2020. Tren ini mengalami kenaikan setahun berikutnya dengan jumlah 74 kasus dan di 2022 sebanyak 84 kasus.

Advertisement

Hingga pertengahan Juni ini, angka kematian bayi sudah ada 28 kasus. Kondisi yang sama juga terlihat dari kematian ibu, meski jumlahnya tidak sebanyak pada kasus bayi, tapi juga ada potensi kenaikan.

Sebagai gambaran di 2020 lalu ada tujuh kasus kematian ibu. Setahun berikutnya naik menjadi 16 kasus, tapi menurun di 2022 dengan hanya ada temuan empat kasus dalam setahun. Meski demikian, upaya pencegahan harus digalakkan lagi karena hingga pertengahan Juni 2023 sudah ada laporan lima kematian ibu.

Baca juga: Tol Jogja Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-Banyurejo Memotong 4 Sungai, Ini Titik Lokasi Pembangunan Underbridge

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Diyah Pasertyorini mengatakan, kasus kematian ibu dan bayi masih sangat fluktuatif. Hal ini dikarenakan temuan kasus masih ada setiap tahunnya.

Menurut dia, upaya pencegahan terus dilakukan guna menekan kasus ini. “Terus kita lakukan sosialisasi ke masyarakat hingga tingkat dusun,” kata Diyah kepada wartawan, Senin (19/6/2023).

Kader Ikut Berpartisipasi

Dia menjelaskan, untuk kampanye pencegahan tidak hanya melibatkan tim dari dinas kesehatan, tapi juga mengajak partisipasi masyarakat melalui kader-kader kesehatan di setiap kalurahan. “Misalnya dalam kegiatan posyandu yang digelar di setiap dusun, kami terus sosialisasikan ke masyarakat,” katanya.

Diyah mengungkapkan, ada beberapa langkah penting untuk pencegahan kematian ibu dan anak. Salah satunya dengan program ibu hamil sehat.

Cara ini bisa dilakukan dengan rutin memeriksakan kehamilan minimal enam kali sebelum persalinan. Selain itu, bisa mengikuti kelas ibu hamil minimal empat kali, konsumsi tablet tambah darah secara rutin, makan sesuai rekomendasi dan memantau berat badan.

“Tentunya saat persalinan juga harus dilakukan di fasilitas layanan kesehatan,” katanya.

Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul, Ery Agustin Sugiyanti mengatakan, upaya kampanye ibu hamil sehat harus terus dilakukan. Program ini tidak hanya untuk mencegah terjadinya kematian saat persalinan, tapi juga dalam rangka pencegahan stunting. “Kami siap mendukung program ini karena banyak manfaatnya. Salah satunya mempersiapkan atau mencetak generasi muda yang unggul. Jadi harus dipersiapkan sejak dalam kandungan,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Banjir Bandang di Sumatera Barat, 14 Orang Dilaporkan Tewas, Sebagian Warga Dilaporkan Hilang

News
| Minggu, 12 Mei 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Hanya 85 Meter, Ini Perbatasan Negara Terkecil di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement