Anggaran Droping Air Habis dan Hujan Belum Merata, BPBD Gunungkidul Andalkan CSR
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Meskipun musim penghujan mulai mengguyur Gunungkidul, tetapi masih ada beberapa wilayah yang mengalami kekeringan. Kondisi kekeringan ini diperparah dengan anggaran dropping air yang sudah habis di Gunungkidul.
Meskipun begitu, BPBD Gunungkidul sudah menyiapkan jalan keluar agar wilayah yang masih kekeringan karena belum turun hujan tetap tertangani. Jalan keluar tersebut berupa dana corporate social responsibility (CSR).
Advertisement
Dana CSR yang diandalkan BPBD Gunungkidul untuk membantu mengatasi kekeringan di beberapa wilayah ini dari dua perusahaan. “Sudah kami persiapkan CSR dari dua perusahaan yang sudah berkomitmen membantu dropping air, semuanya dari perusahaan perbankan,” kata Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono pada Selasa (5/12/2023).
Pemanfaatan dana CSR untuk menangani kekeringan, jelas Purwono, terbaru dilakukan di Songbanyu, Rongkop. “Di Songbanyu ini masih kekeringan hingga awal Desember ini, lalu kami droping air dengan bantuan CSR karena anggaran yang ada sudah habis,” jelasnya.
Purwono menjelaskan dua perusahan yang menyediakan dana CSR untuk dropping air masih mencukupi untuk wilayah yang masih kekeringan. “Jumlah yang mengalami kekeringan juga sudah berkurang drastis karena sudah mulai hujan, kami juga masih menerima permintaan dropping bagi daerah yang belum hujan dan masih kekeringan,” katanya.
Baca Juga:
Status Darurat Kekeringan di Kulonprogo Berakhir, Permintaan Dropping Air Tetap Dilayani
Kemarau Kian Menjadi, Jumlah Kalurahan yang Meminta Dropping Air di Sleman Meningkat
Anggaran Habis! Padahal Masih Banyak Wilayah di Sleman Butuh Dropping Air Bersih
Anggaran dropping air yang sudah habis, lanjut Purwono, sudah habis dengan total penyaluran sebanyak 1.100 tangki air. “Nanti akan kami evaluasi juga untuk penyaluran dropping air masa darurat kekeringan ini agar tahun depan jadi lebih efektif dan seluruhnya dapat terkover,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Gunungkidul, Sumadi menyebut penyaluran yang sudah dilakukan pada 2023 ini tepat sasaran semua sesuai standar operasi penanganan yang ada. “Dari standar dan aturan yang ada semuanya sudah memenuhi, dari permohonan dimana ada syarat disana tidak ada aliran PDAM lalu disetujui kalurahan juga,” ungkapnya.
Sumadi menyebut kemarau tahun ini memang lebih panjang dari sebelumnya sehingga kemungkinan ada wilayah yang masih mengalami kekeringan lebih besar. “Meskipun begitu akan tetap ditangani dengan CSR tadi,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Srawung Kali Jadi Wujud Kepedulian Mahasiswa pada Kondisi Darurat Sampah
- Bawaslu Sleman Gelar Apel Siaga Jelang Masa Tenang dan Pemungutan Suara Pilkada
- Pilkada Kulonprogo, 8 TPS Rentan Intimidasi, 61 Terkendala Internet
- Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia
- Awasi Pilkada, Jaringan Demokrasi Indonesia Gandeng Mahasiswa UAD
Advertisement
Advertisement