Anggaran Habis! Padahal Masih Banyak Wilayah di Sleman Butuh Dropping Air Bersih
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman memastikan anggaran dropping air bersih untuk wilayahnya habis. Padahal, saat ini sejumlah wilayah di Bumi Sembada masih membutuhkan dropping air.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Bambang Kuntoro mengatakan tahun ini pihaknya menganggarkan sebanyak Rp50 juta untuk dropping air bersih. Anggaran itu telah habis sejak sepuluh hari yang lalu. Padahal saat ini beberapa titik di Sleman masih membutuhkan dropping air bersih.
Advertisement
"Kami sendiri tidak akan menggunakan dana dari BTT [Bantuan Tidak Terduga]. Untuk saat ini kami akan mengandalkan bantuan dari warga yang peduli Sleman. Baik instansi maupun OPD untuk dropping air bersih," katanya, Rabu (29/11/2023).
BACA JUGA : Anggaran Dropping Air Ludes, Kapanewon di Gunungkidul Angkat Tangan
Menurut Bambang, saat ini sudah ada beberapa stakeholder yang siap memberikan bantuan terkait dropping air bersih. Selain dari instansi swasta, pihaknya juga menerima bantuan dari organisasi masyarakat. "Kami harapkan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan dropping yang masih dibutuhkan oleh masyarakat," jelas Bambang.
Untuk antisipasi terjadinya kekeringan pada tahun mendatang, Bambang mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak, seperti BBWSSO dan BP2W. Koordinasi dengan BBWSSO penting dilakukan terkait pematian air di Selokan Mataram. Sedangkan koordinasi dengan BP2W terkait dengan pembuatan sumur dalam dan Pamsimas.
"Kami juga gandeng PDAM Sleman untuk bisa menjangkau wilayah yang selama ini dilanda kekeringan," lanjutnya.
Sementara berdasarkan data di BPBD Sleman hingga 22 November 2023, ada 58 titik yang masih dilakukan dropping air bersih. Untuk titik terdampak kekeringan ada di kapanewon Minggir meliputi padukuhan Kliran IX, Tengahan XII, Dukuhan XII, Minggir II, Jomboran, SD Negeri Sendangagung Nanggulan, Kisik, SD Muhammadiyah Tengahan,SD Muhammadiyah Klepu, Ngepringan I, Ngepringan II, Ngepringan IV, Jonggrangan, Klisat Nglengking, TK ABA Ngepringan, dan SDN Balangan 2.
Kemudian kapanewon Moyudan di kantor kalurahan Sumberarum dan padukuhan Pakelan. Lalu di kapanewon Ngaglik yakni Puskemas Ngaglik II. Kemudian di kapanewon Pakem meliputi Kaliurang Timur, Kaliurang Barat, SMPN 2 Pakem, dan titik baru di Ngepring. Kemudian di Seyegan meliputi padukuhan Susukan I, Susukan II, Susukan III, Bolu, dan Bantulan. Kekeringan juga dirasakan di kapanewon Sleman di SDN 2 Sleman.
BACA JUGA : Kemarau Kian Menjadi, Jumlah Kalurahan yang Meminta Dropping Air di Sleman Meningkat
Untuk titik terbanyak di kapanewon Tempel meliputi padukuhan Tangisan, Plambongan, Senoboyo, Bulan, SD Banyurejo 2, SD Banyurejo 4, MTSN 2 Sleman, Donojayan, Bangunrejo, Canggal, Bening, Kantongan B, Kembang, Soka Wetan, Soka Martani, Soka Binangun, Selorejo, Sono Kulon, Soko Tegal, Gondanglegi, SD Salamrejo, dan Plumbon Kidul. Serta di Turi meliputi Gondorejo, Masjid Al Ikhlas, Banjarsari, Ngangrung, dan Dukuhsari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Serahkan Bantuan untuk Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Awasi Pilkada, Jaringan Demokrasi Indonesia Gandeng Mahasiswa UAD
- Bawaslu Jogja Petakan Kerawanan TPS Saat Pilkada
- Meracik Jamu, Tidak Serumit yang Anda Pikirkan
- Asitantra Bakal Gelar K'wari dengan Lakon Misteri Bengawan Sore Ampak-ampak Ing Panolan
- KPU Kota Jogja Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi Saat Pilkada, Ini Caranya
Advertisement
Advertisement