Advertisement
Kemarau Basah Bikin Jasa Pengiriman Air di Gunungkidul Sepi Orderan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Fenomena kemarau basah berdampak terhadap jasa jual air bersih bagi warga di pesisir selatan Gunungkidul. Pasalnya, pembelian dirasa sepi karena stok kebutuhan air di Masyarakat masih bisa dipenuhi dari air hujan.
Salah seorang penyedia jasa angkutan air di Kapaewon Girisubo, Kitut Sakiran mengatakan, untuk pesanan air bersih saat sekarang sedang sepi. Ia mengaku, setiap hari hanya mendapatkan pemesanan satu hingga tiga tangki yang dikirimkan ke warga yang memesan.
Advertisement
“Hujan masih sering turun sehingga ketersediaan air milik warga di bak-bak penampungan masih ada sehingga tidak membeli ke penyedia jasa,” kata Kitut saat dihubungi, Rabu (2/7/2025).
Menurut dia, kondisi sekarang berbeda dengan tahun lalu. Fenomena kemarau basah yang terjadi memberikan dampak terhadap jasa penyediaan air bersih di Masyarakat.
“Tahun lalu saat masuk Juli sudah antre yang memesan. Sehari bisa bolak balik mengirim air hingga sebelas tangki,” ungkapnya.
Disinggung mengenai harga jual, Kitut tidak menampik saat sekarang lebih mahal ketimbang dibanding dengan harga yang berlaku di tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan sulit mendapatkan bahan bakar, sedangkan pemesanan juga berkurang.
“Paling murah sekarang Rp130.000 per tangki. Tapi, kalau jaraknya jauh dan medan sulit, maka bisa tembus Rp200.000 per tangki,” ungkapnya.
BPBD Gunungkidul memastikan belum ada warga yang meminta bantuan air bersih karena adanya fenomena kemarau basah di tahun ini. Meski demikian, Masyarakat diminta untuk tetap bijak dalam memanfaatkan air guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan anggaran droping untuk Masyarakat yang kesulitan air bersih. Hanya saja, ia memastikan hingga sekarang belum ada yang meminta bantuan ke BPBD.
“Masih aman, fenomena kemarau basah membuat stok air di Masyarakat masih ada hingga sekarang,” kata Sumadi.
Dia menjelaskan, berdasarkan koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprediksi adanya kemarau basah membuat dampak dari musim kemarau tidak separah sebelumnya. Hal ini dikarenakan masih ada curah hujan, meski telah masuk musim kering.
Kendati demikian, Sumadi meminta Masyarakat untuk tetap mewaspadai ancaman dari kekeringan. Oleh karena itu, warga diminta bijak menggunakan air bersih guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Tidak boleh boros dan gunakan air secukupnya,” katanya.
Selain itu, untuk konservasi air juga dapat dilakukan dengan program penanaman pohon hingga menjaga vegetasi. Di sisi lain, pengolahan sampah yang baik juga dibutuhkan agar tidak mencemari sumber air dan lingkungan.
“Intinya ketersediaan air harus dijaga dan Masyarakat wajib ikut berpartisipasi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

3 Orang Tewas di Pesta Rakyat Garut, Polisi Selidiki Unsur Kelalaian di Balik Tragedi Rangkaian Pernikahan Putra Dedi Mulyadi
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Ada Ratusan Layang-Layang Hiasi Langit Pantai Parangkusumo pada JIKF 2025, 26-27 Juli 2025
- Ada Materi tentang Narkoba dalam MPLS untuk Pelajar di Sleman
- Mobil Nissan Tabrak Pejalan Kaki dan Empat Kendaraan di Jalan Parangtritis Km 24 Bantul, Dua Orang Patah Tulang
- Bus Sekolah Ramai Peminat, Dishub Berencana Tambah Dua Unit Layani Rute Baru
- Ditawari Jadi Staf Dapur di Thailand, Perempuan Warga Jogja Malah Dibawa ke Kamboja, Dipaksa Jadi Penipu Online
Advertisement
Advertisement