Advertisement

Lomba Melamun Ternyata Diminati, Peserta Datang dengan Ragam Persoalan

Stefani Yulindriani Ria S. R
Rabu, 20 Agustus 2025 - 08:07 WIB
Sunartono
Lomba Melamun Ternyata Diminati, Peserta Datang dengan Ragam Persoalan Ratusan peserta mengikuti lomba melamun di Kotagede, Senin (18/8/2025). - Harian Jogja/Stefani Yulindriani.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ratusan orang berbondong-bondong datang ke sebuah lapangan di Kotagede, Jogja. Di sana, mereka datang untuk uji ketangkasan dalam melamun. Ratusan peserta yang mengikuti perlombaan tersebut mengaku datang dengan beragam alasan. 

Salah satu peserta, Alfina Tri Agustin, asal Jakarta, mengaku mengikuti perlombaan tersebut untuk menyalurkan kebiasaannya melamun. Perempuan yang menginjak usia 25 tahun merasa sedang mengalami quarter life crisis atau krisis yang dialami remaja usia 25 tahun. 

Advertisement

“Nyari lomba yang cocok buat orang dewasa, eh ketemu lomba ngelamun. Kan makin dewasa makin banyak pikiran, makin banyak kegiatan, jadi susah nyari waktu buat melamun. Nah, di sini malah dikasih lomba khusus buat ngelamun. Ya sudah, aku ikutan,” katanya. 

BACA JUGA: Hasil Real Madrid vs Osasuna: Skor 1-0, Los Blancos Tertolong Penalti

Perempuan yang kini bekerja sebagai konten kreator tersebut, mengaku sering mempertanyakan banyak hal dalam hidupnya. Mulai dari kisah kasihnya dengan pacarnya, orang tuanya, upah yang diterima masyarakat Jogja, dan mengapa dia masih bekerja di Jogja.

“Kadang mikirin juga kapan bisa keluar dari Jogja. Soalnya kan dulu udah enak-enak kerja di Jakarta, tapi kok balik lagi ke Jogja,” katanya. 

Perempuan yang datang dengan riasan muka yang tampak rapi tersebut mengaku lulus dari salah satu universitas di Jogja tahun 2022. Kemudian setelah itu dia bekerja di Jakarta. Namun, kehidupan di Jakarta yang dinilai terlalu cepat membuatnya kembali ke Jogja untuk meniti karir. 

“Capek tinggal di Jakarta, macet, ritme hidupnya cepat banget. Jadi aku balik lagi ke Jogja. Rasanya lebih tenang,” katanya. 

Peserta lainnya, Ibnu Wahyu Nugroho, asal Samigaluh, Kulonprogo mengaku iseng mengikuti perlombaan tersebut. Dia mengaku tertarik dan penasaran dengan lomba yang tidak pernah didengarnya tersebut. 

“Alasannya [karena] penasaran saja. Soalnya kan belum pernah ada lomba melamun, khususnya di Jogja, baru kali ini kayaknya,” katanya. 

Dalam perlombaan tersebut, dia pun tak mengenakan kostum sebagaimana saingannya lainnya. Dia hanya mengenakan kemeja warna biru muda dengan celana panjang. Dia yang terdiskualifikasi pada menit ke 10 mengaku tidak tahan untuk melamun. 

“Ternyata melamun itu kalau enggak terbiasa ya susah, loh. Apalagi bareng-bareng gini. Malah jadi bingung, tadi ngalamun apa, ngalamun kenapa. Ya jadi malah mikir, ngalamun apa ya?” katanya. 

Ia mengaku hidupnya terlalu nyaman untuk dilamunkan. Merasa semua yang berjalan di hidupnya baik-baik saja, sehingga dia tidak ada alasan untuk melamunkan kehidupannya. 

“Hidupku terlalu enak, jadi enggak ada yang dilamuni. Bingung mau ngalamun apa. Malah mikir kosong,” ucapnya. 

Kolaborator Penyelenggara dari Tamasya Karsa, Muhammad Primas Trijati, menuturkan ide untuk menggelar lomba tersebut berasal dari salah satu lomba yang digelar di Negeri Sakura beberapa tahun lalu. 

“Waktu itu belum pernah punya kesempatan buat bikin, sampai akhirnya kepikiran kenapa enggak sekalian bikin pas momen 17-an,” katanya. 

Meski begitu, Primas mengaku sistem penilaian yang diterapkan sedikit berbeda.  “Kalau di Jepang kan pakai detektor jantung, jadi jelas kalau peserta buyar konsentrasinya. Kalau kita manual, lewat ekspresi dan ketahanan mereka menghadapi distraksi. Ada juri psikolog, pegiat slow living, dan beberapa juri bayangan,” katanya. 

Juri-juri tersebut pun bertugas memantau pergerakan dari ratusan peserta tersebut. Dan ketika ada peserta yang kedapatan tidak melamun, maka juri-juri tersebut lantas meniup peluit untuk mendiskualifikasikan peserta tersebut. 

Perlombaan tersebut tidak bergulir begitu saja. Ratusan peserta tersebut harus bertahan dalam lamunannya sekitar 60 pada babak penyisihan. Setelah itu, akan diambil 20 peserta terbaik untuk maju ke babak final. Dari situ akan dipilih masing-masing tiga orang pemenang untuk kategori peserta paling ekspresif, melamun paling lama dan kostum terbaik. 

BACA JUGA: Jadwal KRL Solo-Jogja Rabu 20 Agustus 2025: Berangkat dari Stasiun Palur

Untuk bisa masuk ke babak final, peserta pun harus bertahan dalam berbagai distraksi yang diberikan panitia. Beberapa distraksi tersebut antara lain lagu dengan berbagai nuansa yang dinilai mampu membuyarkan lamunan peserta. 

Dia bersama dengan kawan-kawannya di Tamasya Karsa, sebuah gerakan untuk mengitari gang-gang yang ada di Kotagede tersebut, mengaku ingin menghadirkan acara yang memberikan jeda untuk banyak orang di tengah kesibukan hariannya.

“Di masa sekarang, semua serba cepat. Kita pengen coba bikin ruang untuk melambat. Lewat lomba melamun ini, orang bisa sadar dan sengaja mengambil waktu untuk diam, bengong, atau sekadar membiarkan pikiran melayang,” katanya. 

Sebelumnya, dia tak menargetkan banyak peserta ikut lomba tersebut, hanya sektiar 20 orang targetnya. Namun, peminatnya melonjak drastis. Hingga lomba itu pun ditutup dengan pendaftar 120 orang. 

BACA JUGA: Jadwal KRL Jogja-Solo Rabu 20 Agustus 2025: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Delanggu hingga Palur

Ratusan peserta tersebut pun terdiri dari rentang usia yang berbeda-beda, sebagian besar merupakan anak muda usia 20 tahunan, dan beberapa lainnya merupakan pria dewasa dengan usia sekitar lebih dari 40 tahun. 

Ratusan peserta tersebut pun berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa dari Jogja, Solo, bahkan Jakarta. Keunikan lomba tersebut menjadi daya tarik bagi para peserta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Jangan Hanya Mengejar Ekspor, Menteri Maman Minta UMKM Penuhi Kebutuhan Domestik

Jangan Hanya Mengejar Ekspor, Menteri Maman Minta UMKM Penuhi Kebutuhan Domestik

News
| Rabu, 20 Agustus 2025, 10:57 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement