Advertisement
Capaian IKD di Kulonprogo Baru 5 Persen, Kesadaran Masih Rendah

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Capaian aktivasi identitas kependudukan digital (IKD) di Kabupaten Kulonprogo baru mencapai 5 persen. Angka tersebut tentu masih sangat jauh dari target nasional yang mencapai minimal 30 persen dari kepemilikan KTP.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kulonprogo mengupayakan semaksimal mungkin dengan jemput bola agar jumlah aktivasi IKD terus meningkat. Jemput bola yang dilakukan dengan cara mengundang warga melalui kalurahan yang dibantu dukuh, RT dan RW. Diharapkan setiap warga yang diundang dapat datang ke tiap-tiap kalurahan.
Advertisement
"Lantas kami layani untuk aktivasi IKD sehingga jemput bola tidak melalui telpon atau video call dan chat," ujar Kepala Disdukcapil Kulonprogo, Aspiyah kepada wartawan, Selasa (19/8/2025).
BACA JUGA: Cegah Kejahatan Jalanan, DIY Susun Raperda Ramah Anak
Ia memastikan ketika aktivasi IKD melalui pesan singkat atau telpon dan sejenisnya itu modus operandi penipuan. Menurutnya, jangan menerima tawaran tersebut masyarakat bisa memanfaatkan layanan langsung dari Disdukcapil Kulonprogo.
Aspiyah menyampaikan ketika tidak ada undangan dari kalurahan setiap warga yang ingin aktivasi IKD bisa dilakukan sendiri melalui seluruh kantor kapanewon. "Atau ke Kantor Disdukcapil Kulonprogo juga bisa ketika belum sempat aktivasi IKD di kantor kalurahan," katanya.
Upaya tersebut menjadi langkah instansinya untuk memberikan kemudahan layanan.Aspiyah menuturkan ke depan, layanan-layanan pemerintah akan berbasis digitalisasi. Seperti misalnya pengurusan data akta kematian dan kelahiran ke depan akan dilakukan secara dalam jaringan atau daring lewat gawai masing-masing.
Oleh karena itu, aktivasi IKD menjadi penting agar ke depan tidak terkendala. "Masyarakat harus betul-betul sadar untuk memanfaatkan digitalisasi ini untuk IKD," katanya.
Menurutnya kesadaran masyarakat untuk aktivasi sangat minim karena dari kegiatan jemput bola di kalurahan angkanya hanya ratusan yang mengajukan. Menurutnya, rata-rata capaiannya hanya 250 aktivasi IKD dari jemput bola kalurahan. Angka tersebut masih sangat kecil tentunya apalagi karena dalam sebulan jemput bola di kalurahan maksimal hanya dua kali.
"Capaiannya sampai akhir 2025 ini belum bisa mencapai 30 persen sesuai target nasional dengan berdasarkan asumsinya penduduk yang sudah 320 ribu jiwa yang sudah ber KTP sehingga sangat berat sekali," ungkapnya.
Kendati begitu, masih terus intensif melakukan jemput bola karena memang targetnya dalam lima tahun ke depan bisa mencapai 30 persen aktivasi IKD sesuai ketentuan nasional.
Bahkan kesadaran anak muda yang melek gawai belum berminat aktivasi IKD. Penyebabnya karena adanya ketakutan dan keraguan terkait data yang ada di gawainya. "Sebagian masyarakat belum tau manfaat IKD," ucap Aspiyah.
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Rabu 20 Agustus 2025: Seluruh DIY Hujan Ringan
Padahal, dengan adanya IKD sangat membantu ketika KTP fisik hilang tidak perlu pusing karena sudah satu data. Bahkan tidak perlu fotocopy KTP juga ketika sudah ada IKD. Aspiyah mengaku, kendala lainnya karena keterbatasan tenaga dalam penanganan IKD.
Menurutnya, jumlah petugas yang minim sehingga dalam sehari hanya ada satu kalurahan saja, lebih dari itu belum mampu. "Kendala SDM termasuk sarana prasarana kami seperti laptop untuk aktivasi IKD karena ketersediaan dari kantor belum banyak," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kabar Gembira! Warung Makan Bisa Peroleh Sertifikat Halal Gratis Sekarang
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Dinilai Belum Aman dari Tindak Kejahatan Jalanan
- Tabrak Truk, Perempuan Pengendera Motor Meninggal Dunia di Patuk
- Kekeringan di Bantul Meluas, BPBD Salurkan 48 Tangki Air Bersih
- Epidemiolog UGM: Sampah Tak Tertangani Picu Lonjakan Leptospirosis
- Alasan Lurah di Gunungkidul Belum Bisa Cairkan Dana Desa Termin Kedua
Advertisement
Advertisement