Advertisement
Meski Sudah Hujan, BPBD Masih Rutin Salurkan Air Bersih ke Warga di Sleman Barat
Kegiatan dropping air bersih di Tempel dan Seyegan oleh BPBD Sleman tahun 2022 - ist / BPBD Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—BPBD Sleman terus melakukan droping air bersih ke Masyarakat, meski telah memasuki musim hujan. Hingga saat ini, bantuan yang disalurkan sebanyak 823.400 liter.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan, hingga sekarang masih ada warga yang meminta bantuan air bersih. Warga yang meminta bantuan semuanya tinggal di kawasan Sleman barat.
Advertisement
“Masih ada yang minta dan setia dua hari atau tiga hari sekali, kami menyalurkan bantuan air bersih lewat pihak ketiga, Penyaluran telah menyasar warga atau fasilitas umum di Kapanewon Minggir, Moyudan, Godean, Tempel, Seyegan dan Mlati,” kata Bambang saat dihubungi, Jumat (15/11/2024).
Menurut dia, bantuan air diperlukan karena dampak dari dimatikannya Selokan Van Der Wijck pada pertengahan Oktober lalu. Sedangkan hujan yang turun belum bisa mengisi sumur-sumur milik warga. “Kabar terbaru selokan Van Der Wijck sudah dihidupkan, harapannya bisa membantu dalam proses pengisian sumur-sumur warga sehingga tidak lagi meminta bantuan,” katanya.
Disinggung mengenai stok, Bambang mengakui masih memiliki banyak stok. Tahun ini, sambung dia, memiliki pagu bantuan sebanyak 163 tangki dengan kapasitas bisa mencapai 8.000 liter per tangkinya.
“Tinnggal kalikan saja 8.000 liter dengan 163 tangki. Yang jelas, masih ada stok bantuan untuk Masyarakat. Toh kalau pun habis, juga ada bantuan dari PMI, Baznas atau CSR yang dapat dimanfaatkan untuk membantu Masyarakat,” katanya.
Jogoboyo Kalurahan Banyurejo, Tempel, Irwana Darmanta mengatakan, hingga saat ini ada lima padukuhan yang terdampak kekeringan. Warga yang kesulitan air bersih bertempat di Padukuhan Jambeyan, Tangisan, Senoboyo, Bulan dan Plambongan.
“Saat kemarau sumur milik warga sudah berkurang debitnya. Tapi saat ada kebijakan Selokan Mataram dan Van Der Wijck dimatikan makin parah karena sumur warga banyak yang mengering,” kata Irwan.
Ia tidak memungkiri keberadaan dua selokan juga bisa menjadi Cadangan air bagi warga agar sumur-sumur tidak mengering, meski saat musim kemarau. Menurut dia, krisis air di Masyarakat semakin parah sejak minggu ketiga Oktober.
Untuk memenuhi pasokan air bersih, pihaknya sudah meminta batuan droping ke BPBD Sleman. “Permintaan bantuan sudah kami ajukan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pantai Parangtritis Menjadi Lokasi Edukasi Selancar bagi Pemula
- Kraton Jogja Dorong Konservator Masa Depan lewat Pawiyatan Konservasi
- Fasilitas Kesehatan Terdampak Bencana Mulai Pulih Bertahap
- Canter Bus Bisa Jadi Andalan Angkutan Wisata Jogja-Solo
- UPN Beri Penghargaan untuk Suryo, Dinilai Ciptakan Lapangan Kerja
Advertisement
Advertisement





