Advertisement

Bakmi Jawa, Apem Contong, dan Tradisi Nyumbang Jadi WBTB Gunungkidul

David Kurniawan
Minggu, 14 Desember 2025 - 20:17 WIB
Jumali
Bakmi Jawa, Apem Contong, dan Tradisi Nyumbang Jadi WBTB Gunungkidul Proses memasak bakmi dalam even Gunungkidul Lautan Bakmi yang berlangsung di Taman Budaya Gunungkidul, Kamis (11/12/2025) - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kuliner Bakmi Jawa, Apem Contong, serta Tradisi Nyumbang resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kabupaten Gunungkidul tahun 2025.

Kepala Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Gunungkidul, Chairul Agus Mantara, mengatakan bahwa upaya pelestarian budaya tidak hanya terfokus pada objek fisik, tetapi juga mencakup penetapan Warisan Budaya Tak Benda yang dikeluarkan oleh Kementerian Kebudayaan.

Advertisement

Mantara menjelaskan, tahun ini ada tiga objek yang resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda di Gunungkidul. Dua di antaranya adalah kuliner dan satu merupakan tradisi sosial.

Kuliner Bakmi Jawa yang ditetapkan banyak berkembang di Kalurahan Piyaman (Wonosari) dan Logandeng (Playen). Sementara itu, Apem Contong adalah kuliner khas yang berkembang di Kalurahan Sodo, Paliyan.

“Kuliner ini sudah berusia lebih dari tiga generasi sehingga bisa ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda,” katanya, Minggu (14/12/2025).

Satu objek lain yang ditetapkan sebagai WBTB adalah Tradisi Nyumbang yang diselenggarakan di Kapanewon Purwosari. Tradisi ini memiliki keunikan tersendiri karena adanya sistem neken (tekanan/dukungan).

Mantara menjelaskan, saat ada warga yang mengadakan hajatan, warga lain akan memberikan dukungan dengan tujuan agar penyelenggaraan acara berjalan lancar. Dukungan tersebut dapat berupa bantuan beras, daging, atau bahan kebutuhan lainnya.

“Jadi ada saling komunikasi, ada yang membantu beras, daging, dan lainnya. Tapi, nanti ada imbal baliknya. Saat si penyumbang gantian punya gawe, maka yang disumbang akan membantu, dan barangnya boleh tidak sama seperti saat dibantu,” ungkapnya.

Mantara menambahkan, penetapan ini adalah upaya melestarikan tradisi yang berkembang di Kabupaten Gunungkidul. Sebagai bentuk syukuran atas penetapan ini, Dinas Kebudayaan telah menyelenggarakan Festival Gunungkidul Lautan Bakmi di Taman Budaya.

Di sisi lain, Dinas Kebudayaan Gunungkidul juga menorehkan prestasi dalam pelestarian benda purbakala. Di tahun yang sama, Dinas Kebudayaan telah menetapkan 21 cagar budaya baru.

Penyiap Naskah Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) di Kundha Kabudayan Gunungkidul, Ari Kristian, mengatakan bahwa target penetapan cagar budaya tahun ini telah terlampaui.

“Tim sudah bekerja dan hasilnya melebihi target yang diharapkan, karena hingga Desember ini sudah menetapkan 21 cagar budaya baru,” kata Ari.

Daftar Cagar Budaya Baru di Gunungkidul

Objek terbaru yang ditetapkan sebagai cagar budaya di Gunungkidul adalah Yoni Gunung Cilik di Padukuhan Ganang, Ngawis, Karangmojo.

Beberapa cagar budaya baru lain yang ditetapkan di antaranya meliputi:

- Gapura dan Limasan atau Los Pasar Plembang di Kalurahan Watusigar, Ngawen.

- Bangunan Eks Markas Kodim 0730 di Kalurahan Wonosari, Wonosari.

- Kubur Peti Batu D 56 di Kalurahan Ngawis Karangmojo.

- Fragmen Kubur Peti Batu D86h, D86i di Sayangan, Kapanewon Playen.

- Fragmen Menhir D86e di Sayangan, Playen.

- Situs Kubur Batu Wana Budha.

- Kemuncak Candi D.68 di Padukuhan Sendang, Logantung, Semin.

- Di Padukuhan Sendang juga ditetapkan: Arca D.69, Fragmen Arca D.71, Arca Duduk D.72, Kemuncak D.72a, Kemuncak D.72b, dan Kemuncak D.72c.

- Di Kalurahan Giripanggung, Tepus: Menhir Watu Lare dan Pipsan D.169 Watu Lare.

- Batu Dakon A, B, dan C di Situs Kepil, Kalurahan Mulo, Kapanewon Wonosari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Menhub Pastikan Transportasi Jateng Siap Hadapi Nataru

Menhub Pastikan Transportasi Jateng Siap Hadapi Nataru

News
| Senin, 15 Desember 2025, 05:27 WIB

Advertisement

Panduan Akomodasi Ramah Muslim di Singapura

Panduan Akomodasi Ramah Muslim di Singapura

Wisata
| Jum'at, 12 Desember 2025, 14:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement