Advertisement
Droping Air Bersih di Gunungkidul Dihentikan
Ilustrasi. - Reuters/Mike Hutchings
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kapanewon Tepus menghentikan penyaluran bantuan air bersih ke warga. Hal ini dilakukan dilakukan karena hujan sudah intens turun sehingga stok di masyarakat mencukupi guna memenuhi kebutuhan harian.
Pelaksana Tugas Kasi Jawatan Sosial Tepus, Kristyo Nugroho mengatakan, mengalokasikan anggaran droping air ke masyarakat sebanyak Rp76,5 juta. Ia memastikan tidak ada masalah terkait dengan penyaluran bantuan karena sudah mulai disalurkan ke warga sejak Juli hingga bulan ini.
Advertisement
Meski demikian, sejak akhir Oktober bantuan sudah dihentikan. Penghentian bukan disebabkan karena pagu anggaran droping habis, tapi karena sudah mulai turun hujan yang intens.
“Anggarannya masih. Saya cek, dari kuota droping Oktober sebanyak 100 tangki, masih ada sepuluh tangki yang belum disalurkan ke masyarakat,” kata Kris, Rabu (29/10/2025).
BACA JUGA
Ia tidak menampik warga di Kapanewon Tepus banyak menafaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Keterbatasan sumber air membuat warga menampung air hujan di bak penampungan guna mencukupi kebutuhan harian.
“Sudah hujan. Jadi, bisa ditampung ke bak penampungan air hujan, untuk kemudian dimanfaatkan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, penyaluran droping air terakhir dilakukan pada Selasa (28/10/2025). Adapun lokasi tujuan pengiriman ke Kalurahan Mertelu di Kapanewon Gedangsari.
“Yang dikirim sebanyak empat tangki,” katanya.
Meski demikian, ia mengakui penyaluran air bersi ke masyarakat sudah dihentikan. Selain tidak ada lagi permintaan, jiga mengacu pada kondisi cuaca karena hujan mulai turun secara intens sehingga dapat dimanfaatkan warga guna memenuhi kebutuhan air bersih.
“Mulai hari ini diberhentikan,” katanya.
Purwono tidak menampik dampak kekeringan di Gunungkidul tidak separah di tahun-tahun sebelumnya. Fenomena kemarau basah yang terjadi di 2025 ikut berpengaruh terhadap penyaluran air bersih ke warga yang membutuhkan.
Menurut dia, sudah mengalokasikan bantuan sebanyak 1.500 tangki. Namun, hingga musim hujan datang di akhir Oktober ini baru terserap sekitar 200 tangki.
“Kemarau basah membuat wilayah Gunungkidul tetap mendapatkan kiriman hujan, meski musim kemarau,” katanya.
Disinggung mengenai lokasi penyaluran air bersih, Purwono mengakui dilakukan pengiriman ke sejumlah kapanewon seperti Tepus, Rongkop, Saptosari, Patuk, Gedangsari hingga Ngawen.
“Tahun ini, kapenwon yang meminta bantuan air bersih tidak sebanyak seperti tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




