Advertisement
Ribuan Warga Sleman Terdampak Kekeringan Sepanjang Tahun Ini, Begini Peta Sebarannya

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—BPBD Sleman mencatat di tahun ini ada 4.555 jiwa yang terdampak kekeringan. Hingga sekarang bantuan air bersih yang disalurkan mencapai 823.400 liter.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro berharap tidak ada lagi tambahan warga yang mengalami krisis air bersih karena dampak dari kemarau maupun pematian Selokan Van Der Wijck dan Selokan Mataram. Hingga 14 November 2024, ada 1.108 kepala keluarga dengan jumlah 4.555 jiwa yang terdampak.
Advertisement
Jumlah ini tersebar di enam kapanewon meliputi Tempel, Minggir, Moyudan, Seyegan, Mlati, Godean. Kapanewon Minggir menjadi wilayah terparah karena bantuan disalurkan ke warga di Kalurahan Sendangrejo, Sendangagung, Sendangsari, Sendangmulyo, Sendangarum.
Adapun untuk Kapanewon Moyudan, bantuan disalurkan di Kalurahan Sumberahayu dengan sasaran empat sekolah. Di Kapanewon Tempel, bantuan disalurkan ke warga di Kalurahan Banyurejo.
Adapun di Kapanewon Seyegan disalurkan ke warga di Kalurahan Margokaton; Kapanewon Mlati disalurkan untuk membantu persediaan air di satu sekolah di Kalurahan Tlogoadi. Sedangkan, di Kapanewon Godean, bantuan diberikan untuk warga di Kalurahan Sidorejo. “Memang sasarannya tidak hanya warga, tapi juga ke fasilitas umum maupun sekolah,” katanya.
Menurut dia, penyaluran bantuan juga bervariasi karena ada yang sebanyak 46.000 liter, seperti diberikan di Padukuhan Jonggrangan RT01/RW01 di Kalurahan Sendangrejo. Namun, ada juga yang hanya 500 liter di tiap titiknya. “Semua disesuaikan dengan kondisi. Kalau memang parah, maka bantuan yang diberikan lebih banyak,” katanya.
Dia mengaku hingga sekarang sudah menyalurkan bantuan sebanyak 823.400 liter. Adapun stok, Bambang memastikan juga masih tersedia. “Tinggal dikalikan saja 8.000 liter dengan 163 tangki. Yang jelas, masih ada stok bantuan untuk Masyarakat. Toh kalau pun habis, juga ada bantuan dari PMI, Baznas atau CSR yang dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat,” katanya.
BACA JUGA: Sudah Masuk Musim Penghujan, BPBD Bantul Tetap Dropping Air ke Wilayah Terdampak Kekeringan
Jogoboyo Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Irwana Darmanta mengatakan hingga saat ini ada lima padukuhan yang terdampak kekeringan. Warga yang kesulitan air bersih bertempat di Padukuhan Jambeyan, Tangisan, Senoboyo, Bulan dan Plambongan. “Saat kemarau sumur milik warga sudah berkurang debitnya. Tetapi saat ada kebijakan Selokan Mataram dan Van Der Wijck dimatikan makin parah karena sumur warga banyak yang mengering,” kata Irwan.
Dia pun tidak memungkiri keberadaan dua selokan juga bisa menjadi Cadangan air bagi warga agar sumur-sumur tidak mengering, meski saat musim kemarau. Menurut dia, krisis air di masyarakat semakin parah sejak minggu ketiga Oktober.
Untuk memenuhi pasokan air bersih, pihaknya sudah meminta bantuan dropping ke BPBD Sleman. “Permintaan bantuan sudah kami ajukan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pesawat Garuda 3114 Bawa Jemaah Calon Haji Alami Masalah Saat Penerbangan dan Putuskan RTB
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Lokakarya Kamus Kristik, Masyarakat Diajak Membuat Aksesori Abdi Dalem Kraton Jogja
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Minggu 18 Mei 2025: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Maguwo, Ceper, Srowot, Klaten Delanggu hingga Palur
- Jadwal Kereta Bandara Hari Ini Minggu 18 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA Pulang Pergi
- Jadwal Kereta Bandara Xpress Hari Ini Minggu 18 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Wates dan YIA
- Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini Minggu 18 Mei 2025: Dari Stasiun Palur, Jebres, Balapan, Purwosari hingga Ceper Klaten
Advertisement