Advertisement
Komisioner KPU Kulonprogo, Budi Priyana: Tahta untuk Rakyat

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan menjadi salah satu ujian bagi Bangsa Indonesia untuk membuktikan diri sebagai negara demokrasi. Bagi Ketua KPU Kulonprogo, Budi Priyana, pemilu menjadi momentum untuk mengembalikan hakikat demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. "Pada akhirnya, penyelenggaraan pemilu dan jabatan pemimpin negara itu untuk rakyat," kata Budi saat ditemui di Novotel YIA, Selasa (5/12).
Pria lulusan Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada (UGM) angkatan 1987 ini mengawali kariernya sebagai Komisioner KPU Kulonprogo, yakni menjabat sebagai Ketua Divisi Keuangan, Umum, dan Logistik KPU Kulonprogo periode 2013-2018. Menurut dia, menjadi penyelenggara pemilu merupakan pilihan yang mulia karena dia terlibat langsung dalam proses penyelenggaraan pemilihan wakil rakyat dan kepala negara.
Advertisement
Budi mengatakan, demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang membuka ruang bagi masyarakat untuk ambil bagian dalam penyelenggaraan negara, termasuk menentukan pemimpin. Oleh karena itu, pemilu perlu digelar secara mandiri, jujur, adil, terbuka, dan akuntabel.
Setelah ada keterbukaan ruang tersebut, tantangan selanjutnya adalah bagaimana mendorong masyarakat untuk ikut mengambil keputusan dengan memberikan suara kepada calon pemimpin bangsa. "Golput [golongan putih] alias tidak memilih memang hak warga. Tapi menurut saya, masyarakat perlu memberikan suaranya. Mereka dapat melihat rekam jejak calon pemimpin lewat ponsel. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memberikan suara," katanya.
BACA JUGA: KPU Kulonprogo Butuh 9.114 Petugas KPPS untuk Pemilu 2024
Tahta untuk Rakyat
Mantan Lurah Depok, Kapanewon Panjatan periode 2007-2013 mengaku mengidolakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Bahkan, tokoh pejuang kemerdekaan tersebut menginspirasi Budi sampai saat ini. Satu hal yang selalu Budi ingat bahwa tahta itu untuk rakyat. "Beliau memiliki prinsip bahwa Tahta untuk Rakyat. Beliau sangat peduli dalam memperjuangkan nasib rakyatnya," katanya.
Bapak dari dua orang anak ini memiliki harapan agar masyarakat Indonesia pada umumnya dan Kulonprogo pada khususnya memanfaatkan pesta demokrasi lima tahunan dengan riang gembira untuk memilih pemimpin bangsa. "Masyarakat perlu melihat rekam jejak para calon. Jangan tergiur dengan politik transaksional seperti money politic [politik uang]," katanya.
Menurut Budi, politik uang sangat berbahaya karena merusak sendi-sendi demokrasi. Apabila tiap sendi tersebut rusak, maka upaya untuk mengembalikan hakikat demokrasi tidak akan tercapai. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Iran Isyaratkan Bersedia Negosiasi Nuklir Jika AS Tidak Lagi Menyerang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Konflik Antarnegara Bisa Berdampak pada Harga Energi di Indonesia
- Liburan Sekolah, Desa Wisata Bisa Menjadi Tujuan Alternatif Berwisata di Gunungkidul
- Kerja Sama Pemda DIY-BSSN Ditingkatkan untuk Keamanan Siber
- Perekrutan Guru dan Tenaga Kependidikan Sekolah Rakyat Harus Sesuai Domisili
- Perpustakaan Kota Jogja Kini Buka hingga Malam Hari, Ini Jadwalnya
Advertisement
Advertisement