Advertisement
Pemkab Serius Cegah Penularan Polio di Sleman
Advertisement
SLEMAN—Pemkab Sleman berkomitmen untuk mencegah penyebaran penyakit polio. Hal ini tak lepas ditemukannya satu kasus positif di Manisrenggo, Klaten yang berbatasan langsung dengan wilayah Bumi Sembada.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan, adanya pasien yang dinyatakan positif polio di Manisrenggo. Temuan kasus ini, maka wilayah Klaten ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio.
Advertisement
Penetapan ini juga berdampak di Kabupaten Sleman dikarenkan lokasinya berbatasan langsung dengan lokasi temuan kasus. Oleh karenanya, Sleman menjadi wilayah respon KLB sehingga upaya pencegahan agar tidak terjadi penularan harus dilakukan.
BACA JUGA: Warga Sleman Catat, Ini Jadwal Imunisasi Polio di Sleman
“Sebenarnya untuk kasus di Sleman tidak ada. Tapi, dengan ditemukannya kasus di Klaten, maka kewaspadaan ditingkatkan dan upaya pencegahan terus dilakukan,” kata Cahya kepada Harianjogja.com, Kamis (11/1/2024).
Dia menjelaskan, penyakit polio tidak bisa diobati dan mayoritas penderita mengalami kelumpuhan di bagian kaki. Oleh karenanya, yang bisa dilakukan dengan pencegahan agar tidak terjadi penularan.
Cahya mengakui sudah menyiapkan program imunisasi untuk anak berusia 0-7 tahun. Total ada ada 149.821 anak yang akan mengikuti program imunisasi polio.
Vaksin pertama dilaksanakan 15-20 Januari 2024 dan booster diberikan pada 19-24 Februari 2024.
“Vaksin diberikan anak usia 0-7 tahun dan tidak memandang status vaksinasi anak bersangkutan karena tetap diberikan meski sudah pernah divaksin. Untuk jenisnya Novel Oral Poliomyelitis Vaccine Type 2 [nOPV2], nanti vaksinasinya dilakukan dengan cara tetes,” katanya.
Menurut dia, anak-anak yang sudah mendapatkan vaksinasi melalui imunisasi IPV atau dengan cara suntik tetap akan mengikuti vaksinasi ini. Ia mengungkapkan, vaksinasi dengan cara suntik untuk pencegahan penularan melalui darah, sedangkan cara tetes guna menanggulangi penularan lewat saluran pencernaan.
“Jadi tetap ikut dan kekebalannya semakin bagus dan tidak tertular penyakit polio,” katanya.
Disinggung mengenai ketersediaan tenaga Kesehatan dalam pelaksanaan vaksinasi, Cahya mengaku tidak ada masalah karena mendapatkan bantuan dari kader Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia. Untuk pelaksanaan dilakukan di tempat-tempat biasa imunisasi, puskesmas, posyandu.
“Imunisasi juga dilaksankaan ke sekolah mulai dari SD, madrasah dan ke TK-TK,” katanya.
Cahya menambahkan, untuk pelaksanaan vaksinasi di setiap puskesmas akan ada satu dokter yang bertugas sebagai pengawas. “Ya kalau ada masalah atau perlu dikonsultasikan maka akan ditangani oleh dokter pengawas ini,” katanya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan, Sleman berpotensi terdampak penyebaran Polio setelah adanya penetapan KLB di Klaten. Dengan kondisi geografis yang berdampingan, Kustini menegaskan bahwa monitoring penyakit ini terus dilakukan pemerintah Sleman agar tidak ditemukan di Bumi Sembada.
“Kita semua siaga dan memastikan imunisasi lanjutan ini harus dilakukan merata ke seluruh anak-anak agar kebal sehingga tidak terjadi penularan,” kata Kustini. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Selama Libur Natal dan Tahun Baru, KAI Daop 6 Jogja Angkut 448.586 Penumpang
- Program MBG Belum Dijalankan Lanud Adisutjipto Hari Ini, Ini Alasannya
- Program Makan Bergizi Gratis Dimulai Hari Ini, Begini Teknis MBG di Pesantren Bantul
- Sudah Hari Ketiga, Nelayan yang Hilang di Pantai Congot Belum Ditemukan, Pencarian Dilanjutkan
- Masuki Musim Hujan, Damkarmat Evakuasi Ular Kobra Jawa dalam Rumah Warga Gunungkidul
Advertisement
Advertisement