Kampung Madu Kedungpoh Lor Akan Jadi Destinasi Wisata Edukasi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Jogja bersama Universitas Gajah Mada (UGM) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul kembali mengunjungi Kampung Madu, Kedungpoh Lor, Kelurahan Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul, Sabtu (20/1/2024).

Kunjungan kali ini dilakukan dalam rangka meresmikan Joglo Edukasi Kampung Madu. Joglo yang merupakan wujud nyata PT PLN dalam memberikan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tersebut akan menjadi pusat pelatihan bermacam sektor atau ruang berbagi pengetahuan dan ilmu guna mengembangkan kapasitas masyarakat. Pasalnya Kampung Madu tersebut sedang dipersiapkan menjadi destinasi eduwisata.

TJSL diberikan secara bertahap. Tahap awal PT PLN memberi bantuan koloni dan rumah madu. Namun koloni tersebut perlu didukung dengan sumber pakan. Dari situ PT PLN kembali memberikan bantuan tahap kedua berwujud tanaman pakan.

Tahap ketiga adalah pembangunan Joglo Edukasi dan renovasi Pasar Sore. Bahkan, green house dan rumah pupuk juga dibangun sebagai pendukung pengembangan lebah madu. Dari bermacam bantuan tersebut, Kampung Madu Kedungpoh Lor akan berhilir pada destinasi eduwisata.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem di Bantul Akibatkan 116 Pohon Tumbang dan 18 Kejadian Longsor

Manager PLN UP3 Jogja, Adi Dwi Laksono mengatakan Kedungpoh Lor akan menjadi tempat belajar bagi siapa pun.

“Jadi tidak hanya untuk pengembangbiakan lebah madu tapi bisa untuk edukasi. Di sini jadi tempat belajar baik untuk akademisi maupun masyarakat,” kata Adi ditemui di Kampung Madu, Sabtu (20/1/2024).

Adi menambahkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) setempat juga dilakukan bersama Rumah BUMN. Warga akan mendapat pelatihan mengenai upaya melakukan branding dan memasarkan produk secara digital.

Katanya, tujuan akhir atau goal program pendampingan PT PLN adalah kemandirian. Jika dilihat dari sisi pengembangan, warga sekitar seyogianya sudah dapat menjaga kontinuitas produk madu. Produk madu tersebut juga perlu didiversifikasi menjadi produk lain yang bermacam-macam. Dengan begitu, ekonomi warga menjadi kuat dan mandiri.

Pendamping dari Fakultas Biologi UGM, Hari Purwanto mengatakan pengembangan ekonomi masyarakat Kedungpoh Lor akan berbasis pada eduwisata pertanian.

“Kami harapkan Kedungpoh Lor bisa mandiri tapi juga bisa menjadi contoh masyarakat di Gunungkidul pada khususnya dan Indonesia,” kata Hari.

Hari menambahkan lebah madu yang dibudidayakan dan dikembangkan merupakan jenis lokal yang memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan lebah di Eropa. Beberapa kelebihannya adalah tahan  hama dan penyakit serta dapat dibudidaya secara menetap.

“Tapi perlu didukung tanaman pakan yang memadai sepanjang tahun. Sebab itu setelah kami melakukan riset, kami memetakan tanaman pakan apa saja dan berbunga pada bulan apa saja. Dengan bantuan CSR PT PLN kami menambahkan tanaman pakan yang berbunga dijedanya [waktu tanaman lain berbunga],” katanya.

Sedangkan, Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto mengatakan program pendampingan yang inklusif dengan melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat tersebut perlu direplikasi di tempat lain.

“Semangat program itu adalah bagaimana menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat. Program itu dilakukan secara hulu ke hilir mulai dari pemberdayaan ekonomi masyarakat, budidaya dalam sektor pertanian. Sinergi sudah tampak dan dirasakan masyarakat di Kedungpoh Lor,” kata Heri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News