Pemkab Kulonprogo Berdayakan Takmir Masjid Atasi Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemerintah Kabupaten Kulonprogo mencanangkan program "Takmir Peduli Stunting" untuk percepatan penurunan kasus kekerdilan atau gagal tumbuh anak di wilayah Kapanewon Panjatan.
Panewu (Camat) Panjatan Jumarna di Kulonprogo, Senin (29/1/2024), mengatakan pencanangan ini dilaksanakan mengingat prevalensi stunting di Kapanewon Panjatan sebesar 11,32 persen lebih besar dari angka kabupaten.
Advertisement
"Dilihat dari jumlah kasus tersebar di 11 kalurahan di Kapanewon Panjatan dengan 214 balita stunting," kata Jumarna.
Menurut dia masing-masing kalurahan juga sudah berupaya mengalokasikan anggaran untuk mendorong percepatan penurunan stunting di wilayahnya. Namun dengan keterbatasan anggaran yang ada, belum mampu dimaksimalkan seperti yang diharapkan.
"Tentu hal tersebut menjadi keprihatinan dan memicu kami di Tim Percepatan Penurunan Stunting Kapanewon Panjatan melakukan inovasi melibatkan lebih banyak pihak, termasuk dengan Takmir Peduli Stunting Kulonprogo atau kami singkat TAPE TUKU," kata Jumarna.
Ia mengatakan program ini terinspirasi dari keberadaan masjid yang tidak hanya sebagai tempat ibadah, namun juga diharapkan dapat menjadi kemaslahatan bagi warga sekitarnya. Masjid melalui peran zakat, infaq dan sodakoh yang dikelola takmir dapat mengambil peran lebih lagi dalam penanganan stunting.
BACA JUGA:Â Pemkab Kulonprogo Terbitkan Angka Stunting Terbaru, Begini Hasilnya
Setiap takmir dapat memberikan bantuan asupan gizi kepada anak minimal satu telur setiap hari melalui koordinasi dengan posyandu di masing-masing kalurahan.
"Di Kapanewon Panjatan ada 90 masjid. Harapan kami keterlibatan takmir ini menjadi syiar yang kuat bahwa masjid peduli pada kesejahteraan jamaah untuk membentuk generasi Islami yang sehat, cerdas, soleh dan soleha," katanya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Kulonprogo Ni Made Dwipanti Indrayanti mengapresiasi dan berharap inovasi ini mampu mendorong lagi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kulon Progo.
Namun demikian dia juga mengingatkan tidak hanya sekedar fokus pada penanganan stunting pada balita, tetapi juga perlu perhatian lebih juga pada calon pengantin.
"Tujuan dan sasarannya itu sudah tepat, namun memang kita tidak hanya bicara di balita, karena potensi stunting itu dari calon pengantin. Kalau calonnya kurang sehat ada indikasi nanti kalau kemudian menikah, mengandung nanti bayinya stunting," jelasnya.
Ni Made juga berharap dukungan berbagai pihak karena penurunan stunting merupakan tugas bersama. Semua pihak diharapkan mendukung program percepatan penurunan stunting sesuai bidangnya masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
- Kampanye Akbar di Pilkada Sleman, Paslon Boleh Berikan Hadiah Barang Maksimal Senilai Rp1 Juta
- Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris Diharap Jadi Pembuka Pengembalian Aset HB II
- Tabrak Pengendara setelah Terabas Lampu Merah, Pemotor Alami Luka Berat
- Pemkab Siapkan Rp52,7 Miliar untuk Makan Bergizi Gratis, Defisit APBD Bantul Kian Dalam
Advertisement
Advertisement