EWS di Sungai Belik Mati Saat Terjadi Banjir Kemarin Padahal Baru Dua Bulan Dipasang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Sungai di Kota Jogja yang selalu terkena banjir saat hujan deras salah satunya adalah Sungai Belik. Usai hujan deras kemarin, Rabu (31/1) ketinggian air bahkan mencapai 170 cm dari dasar sungai. Atau kira-kira setinggi betis orang dewasa jika diukur dari permukaan.
Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Data Informasi Komunikasi Kebencanaan BPBD Kota Jogja Aki Lukman Nor Hakim menuturkan pihaknya telah memasang early warning system (EWS) otomatis sebagai deteksi awal banjir di Sungai Belik. Namun, saat hujan deras kemarin terjadi, sistem mengalami gangguan.
Advertisement
"Baru Desember, Januari kami menggunakan uji coba dulu, ternyata eror. Karena servernya ada di Sleman belum bisa di Pemkot Jogja. Kami pinjam pakai dari swasta. Layar kami eror sehingga kami tidak bisa lihat," ujarnya saat diwawancara di Balai Kota Jogja, Kamis (1/2).
Aki mengaku simulasi telah dilakukan pada musim kering. Saat simulasi itu, alat berfungsi normal dan alarm berbunyi ketika mendeteksi adanya peningkatan debit air. Dia pun belum mengetahui secara pasti apa penyebab error itu. Dalam waktu dekat BPBD Kota Jogja akan mengevaluasi dan memperbaiki sistem EWS otomatis yang ada. Ini juga sebagai langkah antisipasi lantaran musim hujan diprediksi masih akan terjadi hingga Februari mendatang.
BACA JUGA: Dampak Bencana Hidrometeorologi: Longsor Menimpa 8 Lokasi di Gunungkidul, 1 Orang Terluka
EWS otomatis, lanjutnya, telah terpasang di 4 sungai di Kota Jogja. Sementara, 3 sungai besar lainnya seperti Sungai Winongo, Gajahwong, dan Code masih menggunakan EWS manual. EWS otomatis akan langsung bunyi jika ada kenaikan debit air. Sedangkan EWS manual masih membutuhkan peran dari para anggota KTB untuk memberikan informasi terkait kenaikan debit air kepada BPBD Kota Jogja. Informasi yang diterima itu, lantas disebarluaskan secara manual oleh BPBD melalui tower-tower EWS yang telah terpasang di daerah-daerah rawan.
"Kali Code batasannya adalah Ngentak (Sleman). Begitu dua meter selama kurang lebih satu jam masuk Code, sudah banjir. Kemarin Ngentak kurang dari dua meter," imbuhnya.
Sebelumnya, seorang warga yang tinggal di tepi Sungai Belik Yayuk Hertemtriningsing menuturkan alarm EWS di wilayahnya tak berbunyi saat banjir terjadi Rabu siang. Padahal, EWS itu baru terpasang beberapa bulan lalu.
"Menurut informasi bagian KTB Iromejan saat ketinggian air di asrama Steladuce mencapai 70 cm alarm berbunyi. Ternyata, di RT 30 yang dipasang sudah mencapai 130 cm, alarm juga tidak berbunyi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
687 Warga Negara Asing Terjaring Operasi Jagratara, Pelanggaran Izin Tinggal Mendominasi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Akan Dipulangkan ke Filipina, Begini Ungkapan Mary Jane Veloso
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
Advertisement
Advertisement